Rabu, 30 September 2009

idolaku MR . ANIES BASWEDAN....



Saat Mengikuti Debat Calon presiden..tgl 18 juni 2009..yang menjadi perhatian bukan lah 3 calon Presiden yang akan mengikuti Debat Melain kan Sang Moderator nya yaitu Anies Baswedan..boleh di katakan tingkat Intelektualitas di atas rata rata dari Capres Capres..tadi..
ini Sedikit..tulian riwayat tentang Dr Anies Baswedan yang merupakan juga Rektor Universitas Paramadina...Mungkin saya lebih meilih dia menjadi Presiden buat Indonesia...( Pendapat Pribadi)

Dr. Anies Baswedan
Kejutan besar dimunculkan majalah internasional, Foreign Policy edisi Mei-Juni 2008. Di situ disebutkan, seorang intelektual muda Indonesia, Dr. Anies Baswedan, termasuk dalam daftar 100 Intelektual Berpengaruh Dunia. Namanya disejajarkan Foregin Policy dengan para pemikir dunia, seperti Francis Fukuyama, Samuel Huntington dan Muhammad Yunus.
Secepat tersebarnya informasi tersebut, secapat itu pula orang bertanya-tanya, siapa sih sebenarnya Bung Anis. Bung Anis sekarang menjabat Rektor Universitas Paramadina. Dia juga aktif di Partnership for Governance Reform in Indonesia (PRG).
Ketika Kabar UGM meminta komentar Bung Anis tentang prestasinya itu, wajahnya merona merah. Dia mengatakan bahwa penghargaan itu bukan semata-mata prestasi dirinya, tapi merupakan prestasi kolektif yang dicapai oleh bangsa Indonesia. “Saya merasa ini sebuah penghargaan yang sungguh luar biasa besarnya. Banyak orang lain menurut saya yang lebih pas dari pada saya. Saya ini pemula, ingin banyak belajar tentang intelektual, eh malah terjerat daftar 100 top intelektual dunia, ”tambah Bung Anies.
Tentu majalah Foreign Policy tidak sembarangan dalam memasukkan nama Bung Anies ke dalam Daftar 100 Intelektual Berpengaruh Dunia. Ia sudah menyeleksinya dengan saksama. Kalau nama Bung Anies masuk di situ, maka itu memang sebuah prestasi. Bung Anies pantas berbahagia.
“Tentu bahagia. Nama Indonesia, satu-satunya di Asia Tenggara yang masuk dalam daftar itu. Namun saya menganggap ini semata-mata bukan karena saya, melainkan prestasi kolektif dari Indonesia yang menjadi perhatian dunia. Dan kebetulan saja saya,” sambung Ketua Senat Mahasiswa UGM 1992-1993 ini.
***
Bung Anies lahir di Yogyakarta, 7 Mei 1969. Ketika kecil, dia sering kali bermain sepak bola di depan Gedung Pusat UGM. Setelah menyelesaikan pendidikan S-3nya di Amerika Serikat (AS), dia tidak pernah berniat menjadi Rektor Universitas Paramadina. Tetapi, Yayasan Paramadina meminta dirinya dicalonkan jadi Rektor Universitas Paramadina. Alasannya, kata Bung Anies, yayasan menginginkan sosok pemimpin dari generasi muda yang berpandangan jauh ke depan.
“Saya berpikir pencalonan saya ini tidak bakal lolos. Tapi enggak apa-apalah kembali ke kampus, pikir saya. Karena dalam calon itu sudah ada nama Pak Amal (Prof Dr Ichlasul Amal, Rektor UGM 1997-2002). Saya paling bantu-bantulah. Eh kesamber, malah saya yang diminta. Ketika akan dilantik, saya Bismillah. Saya sempat mengatakan I did not fight to get this job, but I will fight to do this job, saya tidak bertarung untuk mendapatkan posisi ini, tapi saya akan bertarung untuk menjalankan amanah ini, “ujar suami Fery Farhati Ganis S.Psi, M.Sc ini.
***
Kini usia Bung Anies baru 38 tahun. Tetapi, dia sudah menjadi Rektor Universitas Paramadina dan intelektual kelas dunia sebagai analis politik. Mengenai yang terakhir ini, apa yang sudah disumbangkan Bung Anies untuk perkembangan ilmu politik? Ternyata dia pernah membuat analisis perjalanan demokratisasi Indonesia pasca 10 tahun reformasi. “Ada aktivitas terkait perjalanan demokratisasi selama 10 tahun, dimana analisis demokrasi negara maju dan berkembang. Meski demikian kajian tentang demokrasi di tingkat internasional masih cukup sedikit. Malah yang banyak muncul kajian demokrasi yang sifatnya domestik,” katanya.
Tulisan Bung Anies sering kali dimuat di berbagai jurnal ilmiah internasional. Dia juga sering diundang bicara dalam berbagai konferensi dan seminar internasional. Sebuah contoh, dia pernah menjadi utusan Indonesia pada Young Leader Summit (KTT Pemimpin Muda Asia) di Korea Selatan, November 2006. Dia juga pernah jadi pembicara pada The Indonesian Update yang diselenggarakan oleh The Australian National University di Canberra. Dia pernah juga jadi pembicara pada The SAIS Conference on Elections and Democracy in Southeast Asia. Dia pernah pula jadi pembicara pada The Annual National Conference of Midwest Political Science Association di Chicago, AS.
Sebelum menjadi Rektor Universitas Paramadina, Bung Anies sudah aktif di Yayasan Paramadina. Dia juga menjadi Direktur Riset The Indonesian Institute. Di samping itu, dia juga menjadi peneliti utama di The Indonesia Survei Institute(LSI). Dia bahkan pernah menjadi Manajer Riset pada asosiasi perusahaan elektronik se-dunia untuk mengembangkan desain riset, intrumen survei, analisis data, dan program penulisan laporan yang yang bermarkas di Chicago, Illinois, AS.
Semua jabatan ini memperlihatkan bahwa Bung Anies memang sudah memilih kegiatan intelektual sebagai kegiatan yang ditekuninya. Kegiatan ini membuat dia memang dekat dengan dunia intelektual dan bergaul dengan intelektual kelas dunia.
***
Bung Anies merupakan lulusan Fakultas Ekonomi UGM. Sebelum melanjutkan sekolah S-2 dan S-3nya ke AS, dia sempat aktif di PAU Ekonomi UGM. Setelah memperoleh gelar doktor dalam bidang ilmu politik, tahun 2002, dia pulang ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia, dia saksikan Indonesia sudah sangat berubah, terutama di Jakarta. Menurutnya, pasca reformasi dinamika sosial-politik di Jakarta terjadi begitu cepat sekali dibanding daerah-daerah lainya. Sehingga dirinya memutuskan untuk memilih aktif dan meniti karier di Jakarta.
“Ketika soft landing di kantor the Indonesian Institute, saya diminta memutuskan apakah mengajar di sini (UI). Karena, sebelumnya sudah ada rekan-rekan yang mengajak secara serius. Saya berpikir, kalau mengajar tentunya saya memilih UGM,” jelasnya.
Di mata Bung Anies, UGM merupakan rumah kedua. Karena, sedari kecil dirinya sudah mengenal Jogja dan kampus UGM sebagai tempat bermain bola di kala sore. Tetapi, dia memilih Jakarta untuk basis kegiatannya karena tiga alasan: (i) secara intelektualitas, di Jakarta dia bisa tumbuh dan berkembang; (ii) secara finansial, Jakarta mampu mendukung dan menjanjikan; dan (3) Jakarta memberikan efek dan pengaruh sosial yang cukup luas. “Ketika saya ditawari pekerjaan, maka saya akan melihat tiga hal ini,” kata anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid ini.
***
Bung Anies mengakui bahwa dia memiliki kebiasan selalu beraktivitas disetiap waktu, baik berdiskusi, menulis dan memberi ceramah. Dirinya merasa terpuaskan ketika bisa mengubah pola pikir orang lain. Kemampuan berpidatonya diperolehnya sejak dia duduk di bangku SMA dan memilih menjadi aktivis saat kuliah di UGM. Tidak heran ketika berada di Amerika, dirinya selalu menyempatkan diri memberikan ceramah dan menjadi pembicara di berbagai tempat.
“Pengalaman yang sangat luar biasa di mana orang berwarna coklat berusaha menerangkan Indonesia. Saya sering merasakan itu. Setiap kata yang saya ucapkan setidaknya bagi saya bisa menggugah dan mengubah persepsi orang. Saya yakin di setiap pertemuan yang saya ikuti, saya merasakan perubahan itu meskipun kecil. Saya ingin membantu memperbaiki persepsi dan pandangan dan persepsi orang tentang Indonesia dan tentang Islam yang selama ini di Amerika sering salah,” tegasnya.
Sewaktu di AS, kata bung Anies, aktivitasnya berpidato dan menulis sedikitpun tidak pernah surut. Aktivtas ini diakuinya tidak didorong alasan finansial atau sekedar mencari penghasilan sampingan saat kuliah. Namun, utnuk mencari relasi dan mengubah persepsi dan imej tentang Indonesia.
“Ini adalah idealisme dan semangat untuk memperbaiki persepsi. Barangkali efek yang tidak pernah saya rasakan, seperti yang terjadi dalam Forum Policy. Ternyata ada yang memperhatikan dan ada yang melihat isinya. Lalu mengikuti saya. Saya nggak pernah tahu. Saya tidak pernah mendaftar. Tujuan saya, hanya memperluas network,” kata Bung Anies.
Kemampuan memperbanyak network ini dalam pandangan Anies sangatlah penting. Karena melalui relasi ini kita akan dikenal luas di berbagi komunitas. Dimulai dari kebiasaannya bertukar kartu nama ketika bertemu dengan seseorang, menjadikannya memiliki jaringan yang cukup luas di Amerika, mulai dari NGO, pemerintah, pengusaha dan berbagai komunitas lainnya.
“Tukar kartu nama itu hanya permulaan. Sesudah itu kirimlah e-mail, ucapkan senang ketemu anda tadi, lalu diteruskan dengan ucapan terima kasih. Kemudian tentunya akan diikuti reply via e-mail. Tidak sedikit dari mereka mengundang saya berbicara dengan tema yang sama dalam komunitasnya. Misalnya, ikut dalam kumpulan pebisnis. Maka tambah lagi relasi,” tandasnya (Wawancara dan penulisan: Gusti Grehenson; Editing: Abrar).

Alasan kenapa Facebook Lebih Disukai dari pada Friendster....

5 alasan kenapa Facebook berjaya dan Friendster merana...........

perkemabangan di antara 2 jejaring sosial ini....

Semua orang pasti sudah tahu kalau Facebook (FB) sekarang ini sedang hot-hotnya dibicarakan oleh semua pihak, mulai dari remaja sekolah, mahasiswa-mahasiswi, para pekerja kantoran, aktris, bahkan sampai anak-anak dan nenek-nenek pun membicarakan dan menggunakan ini. Faktanya, booming Facebook jauh lebih “parah” dan “ekstrim” daripada booming Friendster (FS) karena aku sendiri melihat dengan mata kepalaku bahwa orang-orang yang biasanya ga tertarik dengan kehidupan online dan anti dengan Friendster malah bisa tertarik untuk memakai Facebook.

Inilah beberapa alasan utamanya kenapa Facebook bisa jadi nomor 1, dan aku rasa semua orang juga harusnya sudah merasakannya sendiri.
1. Fitur, Fasilitas dan Teknologi dan Fitur lagi dan Fitur lagi

Facebook 1 tahun lalu berbeda dengan yang sekarang. Hmmm, mungkin rentang waktunya agak kelamaan. Ralat, Facebook 1 bulan yang lalu berbeda dengan yang sekarang. Bila Anda mencari-cari dan mengoprek-oprek isi Facebook, maka pasti selalu ada saja yang berubah. Sebagian bilang perubahan itu perlu dan sebagian bilang perubahan itu merepotkan, tapi kenyataan bilang bahwa walau merepotkan tetapi tetap saja yang cuap-cuap karena perubahan itu tetap main Facebook dan penggunanya makin bertambah.

Tahun 2007 ketika pertama kali saya join dengan Facebook dengan dikenalkan oleh teman saya, situs ini terlihat biasa saja dan hampir ga ada bedanya dengan situs jaringan sosial lainnya. Tetapi sejak awal, yang membedakan Facebook dari situs lainnya adalah keberadaan aplikasinya. Kini, segudang fitur telah ditambah, mulai dari chatting (instant messaging), pembatasan privasi per grup, pengaturan kontak, kemudahan dalam sharing berita, kemudahan dalam sharing foto, dan sebagainya. Sedangkan bagi sebagian orang lain, keberadaan AJAX membuat praktis kehidupan mereka.

Sedangkan Friendster? Aku bergabung dengan Friendster sejak tahun 2005, dan sampai sekarang Friendster tetap mempertahankan tradisinya dengan layout dan fitur yang biasa saja. Malahan beberapa fitur merupakan hasil catutan dari Facebook. Untuk urusan teknologi, pasti sebagian besar orang sudah tahu bahwa banyak orang sering mengeluhkan Friendster itu lambat dan sering error, bahkan pernah sampai down karena masalah listrik di data center mereka.

Anda pernah menggunakan Flickr, Picassa yang merupakan situs photo sharing dengan fasilitas yang profesional? Maka Anda bisa melakukannya di Facebook. Pernah menggunakan blog seperti WordPress dan Blogger? Anda dapat juga menuliskan di Notes Facebook walau cenderung terbatas dilihat oleh pengguna dalam. Pernah juga menggunakan YouTube untuk berbagi video? Maka Facebook juga sudah punya fasilitas berbagi video. Atau juga pengen berbagi artikel atau halaman web menarik seperti digg.com? Anda juga bisa lakukan dengan fitur share atau link di Facebook. Anda mau melakukan microblogging seperti di Twitter? Lakukan juga di bagian “what’s on your mind?”. Mungkin yang belum ada sampai sekarang ini hanya search engine yang bisa mencari artikel ke banyak situs. :D
2. Kenyamanan, it’s a cozy place for kongkow-kongkow

Apakah Anda melihat perbedaan visual sejak awal masuk ke Facebook dan Friendster? Harusnya Anda melihat bahwa tampilan Facebook cenderung soft, sedangkan Friendster cenderung garang. Ketika awal-awal melakukan login, yang ditampilkan Facebook adalah berita soal teman-teman yang tersusun rapi dari atas sampai bawah seperti aliran waktu. Sedangkan waktu login ke Friendster, berita dikelompokkan per orang, dan dikelompokkan lagi per kategori. Jadi bila ada seseorang yang baru mengupload foto, yang tampil hanyalah tulisan “Added new photos - 10 years ago” dan alhasil orang pun ga bisa melihat apa yang menarik dari foto yang diupload tersebut.

Kedua tentu saja tampilan profile Facebook dan Friendster, sudah jelas jauh berbeda. Facebook memiliki tampilan yang tetap dan mereka teguh dalam prinsip mereka tersebut, sampai percobaan oleh para pengguna untuk merubah layout atau tampilan di Facebook pun harus patah arang di tengah jalan. Akhirnya semua harus dilakukan dengan addons dan melakukannya dari tingkat browser (yeah, tapi masih banyak aja yang mengklaim bisa mengubah tampilannya). Sedangkan Friendster begitu terkenal karena mudah mengubah-ubah tampilannya sampai tulisan yang ada pun ga terbaca. Bahkan dulu sempat dengan mudahnya menghilangkan logo Friendster dan membuat di dalam profilenya atau mengalihkan orang ke situs phising untuk mencuri data login pengguna Friendster.

Kenyamanan juga meliputi banyaknya fitur privasi yang dapat diatur di Facebook. Bahkan untuk informasi kontak (contact information) yang terdapat di profile, pengguna dapat membatasi setiap entry mulai dari nomor telepon, email dan sebagainya. Sedangkan untuk Friendster, semua langsung dipatok dalam satu pilihan, bisa melihat semuanya, atau ga bisa melihat sama sekali.

Banyaknya aturan di Facebook terkadang membuat beberapa pengguna sebal dan akhirnya ngambek ga mau menggunakan Facebook lagi. Tapi setelah beberapa hari ngambek, akhirnya pengguna itu pun kembali lagi ke Facebook dengan alasan “sudah terlanjur pakai dan cinta, masakan mau ditinggalin gitu aja”. Yang account Facebook-nya sudah diblokir pun, pada akhirnya akan berusaha meminta Facebook membukanya lagi. Sedangkan di Friendster, pasti banyak yang membuat account baru lagi dan memulai dari awal karena “nge-add teman itu yang utama” di Friendster. Di balik banyaknya aturan, orang seperti aku justru diuntungkan karena merasa lebih nyaman dengan aturan itu. Kalau ada orang yang aneh-aneh dengan accountnya, seperti spamming atau melanggar aturan, yang pasti akan lebih baik kalau orang itu ditendang dari Facebook. Yah, intinya kalau mau ikut acara yang ada, ikutilah aturan yang udah dibuat oleh tuan rumahnya.
3. Target pasar yang luas

Sebagai manusia, kita memang ga tau apa yang akan terjadi di masa depan, tentu saja dengan tim manajemen dan developer Facebook. Mungkin saja mereka ga tau kalau situs ini bisa menjadi situs yang besar pada akhirnya. Facebook yang dulu katanya ditargetkan untuk kalangan eksekutif, sekarang malah merambah ke setiap kalangan mulai dari kalangan eksekutif, bisnis sampai kalangan ekonomis. :D Bisa dibilang bahwa keberadaan Facebook bisa diterima oleh semua kalangan, walau belakangan ada saja isu kalau penggunaan Facebook itu diharamkan.

Selain itu Facebook pun ga menargetkan pasar terbatas di suatu negara atau memilih untuk menguasai pasar hanya di negara-negara tertentu. Alhasil puluhan bahasa kini tersedia di Facebook dan semua itu pada dasarnya dikembangkan sendiri oleh para pengguna Facebook dengan fitur translating. Bila Anda ingin bahasa Jawa atau bahasa daerah di Facebook, Anda tinggal mengajukan ke Facebook dan berkomitmenlah untuk menerjemahkan ribuan frasa yang terdapat di Facebook, dan jumlah ini tentu saja akan berkembang sesuai dengan fitur Facebook. Alhasil siapa saja bisa mengerti pemakaian Facebook walau pada awalnya terlihat lebih ribet daripada Friendster.

Sedangkan Friendster, ketika sudah berada di tahap awal kesuksesan, malah akhirnya menargetkan pasar Asia Tenggara sebagai pasar utamanya. Alhasil, banyak orang yang akan men-cap bahwa Friendster merupakan situs jaringan sosial hanya untuk Asia Tenggara, sama seperti Orkut yang menargetkan pasar ke India. Kemudahan Friendster dalam mengubah-ubah layout dan akhirnya membuat berantakan profile seakan-akan membuat target pasar Friendster juga turun level ke kalangan remaja dan anak-anak.
4. Aplikasi yang bikin semua lupa waktu

Kalau Friendster dulu mengandalkan testimonial dan jumlah friend untuk tiap penggunanya (sampai orang-orang mulai balapan mengumpulkan testi dan friend sebanyak-banyaknya), justru di Facebook bisa dilakukan melalui application. Beragam application mulai dari yang memiliki nilai untuk dibandingkan, sampai dengan application iseng seperti kuis yang dapat dibuat sendiri membuat Facebook terlihat lebih berwarna walau secara visual cuma ada warna biru tua, putih dan hitam.

Aplikasi-aplikasi seperti Pet Society, Restaurant City, Pet Dragons 2 yang bisa dimainkan berulang-ulang dengan jalan cerita yang terus berkembang ga akan membuat orang bosan, malahan akan membuat (maaf) bokong orang-orang lama menempel di kursi atau lantai (kalau pakai laptop). Aplikasi-aplikasi lainnya seperti kuis yang belakangan makin mengarah ke rasisme malah bisa membuat orang tertawa-tawa ga karuan karena hasil kuisnya yang cenderung aneh dan membuat pembuat kuisnya pengen dilempar sandal bakiak.

Ga cukup sampai di sana, kalau Anda memiliki talenta dalam membuat aplikasi online, maka Anda dapat menerapkan talenta Anda dengan membuat aplikasi di Facebook. Yap, Facebook memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mengembangkan aplikasi, tidak cuma oleh perusahaan dan vendor-vendor besar saja. Beragam bahasa pemrograman pun didukung oleh platform aplikasi Facebook, mulai dari PHP, .NET, sampai ke Python and Perl. Bahkan yang lebih ekstrimnya, Anda dapat mengembangkan aplikasi desktop yang tersambung ke Facebook karena Facebook menyediakan API untuk melakukan interkoneksi data antara desktop dengan situs Facebook-nya. Jadi bahasanya bisa diperluas lagi dengan C, C++ dan Java. Anyway maaf kalau di sini agak teknikal :D

Friendster sekarang juga memiliki fasilitas aplikasi yang mirip dengan Facebook, bahkan kenyataannya Friendster mensupport pengembangan aplikasi dengan fbOpen platform, yang menggunakan standar Facebook dalam pengembangan aplikasinya. Sayangnya sampai sekarang aplikasi di Friendster masih jarang dan tidak terlalu berkembang, yah mungkin karena masih sibuk dengan “urusan” lainnya.
5. Inilah album foto onlineku

Setiap situs jejaring sosial online pasti memiliki fasilitas untuk mengupload foto, tetapi Facebook memiliki fasilitas ini dengan cara yang inovatif dibanding situs lainnya. Pengguna dapat mengupload foto seperti biasa, lalu mengelompokkannya per album, dan memberi komentar adalah hal yang umum di situs-situs lainnya. Yang membedakan Facebook adalah fasilitas tagging picture yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan siapa saja yang ada di foto tersebut. Misalkan saja dalam suatu foto terdapat 3 orang teman, maka orang yang mengupload foto tersebut bisa melakukan tagging 2 temannya di foto tersebut sehingga foto itu akan muncul juga di koleksi foto 2 orang teman lainnya. Selain itu fasilitas tagging ini juga berguna untuk memberitahu nama masing-masing orang yang ada di foto tersebut.

Akan tetapi sama seperti fasilitas lainnya, bila ada yang digunakan dengan baik, pasti ada saja yang menggunakannya dengan cara yang tidak benar atau tidak seharusnya. Seperti mengupload foto yang memalukan dan kemudian melakukan tagging ke teman-teman yang lain dengan tujuan agar foto tersebut dapat muncul di feed orang lain yang terdapat di halaman home.

Dengan adanya fitur yang unik seperti ini di Facebook, tidak aneh kalau Facebook ditempatkan sebagai situs yang menerima paling banyak foto melebihi Flickr, Picasa dan jejaring sosial lainnya. Paling ga, makin banyaknya orang yang narsis yang ikutan di Facebook, maka makin besar pula Facebook mendominasi sebagai juara pertama dalam situs yang paling banyak menerima upload foto dari penggunanya. Sedangkan untuk Friendster, tampaknya tidak ada hal yang spesial di sini selain fungsi private photos yang sebenarnya juga dapat diatur di bagian privasi album Facebook.
Kesimpulan

Facebook yang sekarang sudah menjadi situs jejaring sosial yang multiguna dan makin populer di kalangan masyarakat. Sedangkan Friendster secara perlahan dan pasti akan terus turun peringkatnya sampai ke titik terendah. Mau buktinya? Dengar saja kata-kata orang. Apakah Anda lebih sering mendengar “add Facebook gue donk” atau “add Friendster gue donk”? Dan satu lagi bukti bahwa FB terus berjaya adalah dengan lembaga pemeringkatan situs Alexa antara Facebook dan Friendster. Walau ga 100% hasil perhitungannya bisa dipercaya, niscaya perhitungan ini cukup terwakilkan dan angka yang cukup terpaut jauh membuktikan bahwa keterpautan antara popularitas Facebook yang menanjak dan Friendster yang terus jatuh semakin besar, dan semua kembali lagi dari pengelihatan Anda terhadap sekeliling Anda. :)

Jadi kalau dibilang Facebook itu jelek dan macam-macamnya, serta mengatakan ingin kembali ke Friendster, silahkan saja, tapi kenyataan membuktikan sebaliknya. Siapa tau kalau banyak yang kembali ke Friendster, maka Facebook akan jatuh dan Friendster kembali berjaya. Yah, who knows about the future. :)

Jumat, 18 September 2009

Cinta tanpa syarat

Dikisahkan, ada sebuah keluarga besar. Kakek dan nenek mereka merupakan pasangan suami istri yang tampak serasi dan selalu harmonis satu sama lain. Suatu hari, saat berkumpul bersama, si cucu bertanya kepada mereka berdua, "Kakek nenek, tolong beritahu kepada kami resep akur dan cara kakek dan nenek mempertahan cinta selama ini agar kami yang muda-muda bisa belajar."

Mendengar pertanyaan itu, sesaat kakek dan nenek beradu pandang sambil saling melempar senyum. Dari tatapan keduanya, terpancar rasa kasih yang mendalam di antara mereka. "Aha, nenek yang akan bercerita dan menjawab pertanyaan kalian," kata kakek.

Sambil menerawang ke masa lalu, nenek pun memulai kisahnya. "Ini pengalaman kakek dan nenek yang tak mungkin terlupakan dan rasanya perlu kalian dengar dengan baik. Suatu hari, kami berdua terlibat obrolan tentang sebuah artikel di majalah yang berjudul ‘bagaimana memperkuat tali pernikahan'. Di sana dituliskan, masing-masing dari kita diminta mencatat hal-hal yang kurang disukai dari pasangan kita. Kemudian, dibahas cara untuk mengubahnya agar ikatan tali pernikahan bisa lebih kuat dan bahagia. Nah, malam itu, kami sepakat berpisah kamar dan mencatat apa saja yang tidak disukai. Esoknya, selesai sarapan, nenek memulai lebih dulu membacakan daftar dosa kakekmu sepanjang kurang lebih tiga halaman. Kalau dipikir-pikir, ternyata banyak juga, dan herannya lagi, sebegitu banyak yang tidak disukai, tetapi tetap saja kakek kalian menjadi suami tercinta nenekmu ini," kata nenek sambil tertawa. Mata tuanya tampak berkaca-kaca mengenang kembali saat itu.

Lalu nenek melanjutkan, "Nenek membacanya hingga selesai dan kelelahan. Dan, sekarang giliran kakekmu yang melanjutakan bercerita." Dengan suara perlahan, si kakek meneruskan. "Pagi itu, kakek membawa kertas juga, tetapi....kosong. Kakek tidak mencatat sesuatu pun di kertas itu. Kakek merasa nenekmu adalah wanita yang kakek cintai apa adanya, kakek tidak ingin mengubahnya sedikit pun. Nenekmu cantik, baik hati, dan mau menikahi kakekmu ini, itu sudah lebih dari cukup bagi kakek."

Nenek segera menimpali, "Nenek sungguh sangat tersentuh oleh pernyataan kakekmu itu sehingga sejak saat itu, tidak ada masalah atau sesuatu apapun yang cukup besar yang dapat menyebabkan kami bertengkar dan mengurangi perasaan cinta kami berdua."

Pembaca yang budiman,

Sering kali di kehidupan ini, kita lebih banyak menghabiskan waktu dan energi untuk memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan yang menyakitkan. Padahal, pada saat yang sama kita pun sebenarnya punya kemampuan untuk bisa menemukan banyak hal indah di sekeliling kita.

Saya yakin dan percaya, kita akan menjadi manusia yang berbahagia jika kita mampu berbuat, melihat, dan bersyukur atas hal-hal baik di kehidupan ini dan senantiasa mencoba untuk melupakan yang buruk yang pernah terjadi. Dengan demikian, hidup akan dipenuhi dengan keindahan, pengharapan, dan kedamaian.

Aktivis Gereja Bethel Resahkan Umat Islam di Ranah Minang

Aktivitas Gereja Bethel di hotel The Hills kota Bukittingi, Sumatera Barat, sangat meresahkan dan bisa memancing kerusuhan. Pasalnya mereka dinilai telah melakukan bujuk rayu dengan uang bagi ummat Islam setempat dalam pelaksanaan peribadatan "Penuaian Jiwa Beribu-ribu Laksa".

Karena itu sejumlah Ormas Islam dan Adat Istiadat di Sumatera Barat mendesak agar aktivitas itu segera dihentikan dan pelakunya segera diusir dari ranah Minang.

Ketua Paga Nagari Pusat Hamdi El Gumanti disertai sejumlah pengurus Ormas Islam saat menyampaikan aspirasi ke gedung DPRD Sumbar, pada hari Jumat kemarin, menjelaskan aktivitas Gereja Bethel di hotel The Hills kota Bukittingi itu, sudah sangat meresahkan dan bisa segera memancing reaksi yang lebih keras. "Mereka tidak peduli SKB dua menteri tentang pendirian rumah ibadat. Mereka menjadikan orang-orang yang sudah beragama sebagai sasaran untuk 'dituai', " tegasnya.

Paga Nagari dan Ormas Islam memberi waktu dalam minggu ini pada pemerintah daerah agar mengusir mereka dari ranah Minang.

Berdasarkan investigasi Paga Nagari bersama dengan Ormas Islam lainnya, praktik ibadah itu sudah berlangsung enam bulan. Pengikutnya sudah mencapai 40 orang dan sebagian besar dari masyarakat lokal yang beragama Islam.

"Parahnya lagi, mereka menjadikan uang sebagai sarana dan alat misionaris sehingga dinilai telah menyesatkan masyarakat. Mereka sama sekali tidak menghargai Islam sebagai keyakinan mayoritas masyarakat Minangkabau,'e2'80'9d demikian tegas Hamdi El Gumanti disertai Ketua Front Masyarakat Pembela Islam (FMPI) drg.H. Amri Mansyur. Lebih jauh, Amri meminta aparat mengusir dan membubarkan kegiata aktivitas gereja ini jika terbukti ada tindakan pelanggaran.

Didukung Mahyeldi

Wakil Ketua DPRD Sumbar Mahyeldi Ansharullah mendukung tuntutan Paga Nagari tersebut. Persoalan itu akan segera dibahas di dewan.

Mahyeldi mengecam praktik yang sudah berlangsung cukup lama itu ternyata tidak terdeteksi sejak awal oleh Pemprov Sumbar dan Pemko Bukittinggi serta FKUB.

Ironisnya, aset daerah Sumbar juga terdapa di The Hills Hotel Bukittinggi itu .

"Sebelum menjadi presenden buruk, pemerintah harus mengambil sikap tegas. Kalau memang melanggar aturan harus ditindak. Apalagi di The Hills Hotel itu masih ada aset daerah. Ke depan pendataan dan monitoring aset daerah ini pun perlu dilakukan. Sehingga tidak kecolongan dan dijadikan tempat peribadatan," tegasnya.

Islam di Asia Tengah terbelit Kemiskinan dan Murtad Demi Setengah Karung Gandum,

Perang sipil di Tajikistan menghasilkan dua hal yang saling berlawanan. Di satu sisi, negara ini menjadi republik mandiri yang merdeka. Tapi di sisi lain, kemiskinan menyelimuti negeri dengan mayoritas penduduk beragama Islam ini. Dan, persoalan klasik pun muncul; kemiskinan dijadikan 'senjata' untuk mengeluarkan seorang Muslim dari agamanya. Para misionaris dengan didanai lembaga misi internasional menyebar diri ke berbagai wilayah untuk menawarkan doktrin agamanya.

Imbalannya pun 'menggiurkan'; keterbebasan dari lilitan kemiskinan. "Bagi mereka yang keimanannya tidak kuat, maka demi setengah karung gandum, dia akan rela menjual agamanya. Dan demi sekarung gandum, bisa saja besok hari dia pindah agama," ujar tokoh Muslim Tajikistan, Abdullo Hakim Rahnamo. Sejak beberapa tahun belakangan, kegiatan misionaris makin menggeliat. Mereka misalnya, datang dari organisasi Kristen yang berbasis di Korea, Amerika Serikat dan negara lainnya. "Hal itu memang menjadi masalah besar bagi masyarakat kami," keluh profesor ilmu sosial di Universitas Nasional Tajikistan ini. Lebih jauh dikatakan, dalam menghadapi persoalan itu, umat Muslim di sana menemui dilema.
Di satu sisi, mereka harus menjunjung tinggi azas kebebasan menjalankan agama; tapi di sisi lain, ada keinginan untuk memelihara stabilitas dan keamanan nasional. Betul, telah muncul reaksi negatif dari sejumlah anggota masyarakat dan tokoh agama menanggapi tindakan yang dilakukan oleh kelompok tertentu yang terkadang sangat agresif. Namun seruan mereka tak bergaung. Negara, secara langsung atau tidak, kini bergantung pada negara asal para misionaris itu. Sehingga, meski ada 'payung' hukum yang melarang penyebaran agama pada masyarakat yang beragama, gerakan misionaris tetap tak tersentuh. Biasanya di waktu malam, orang-orang dari kelompok itu tanpa basa basi menempelkan selebaran dan poster di sekeliling kota. Masyarakat tidak bisa melarang 'aktvitas keagamaan' mereka itu. "Namun diharapkan semenjak masalah ini telah dibahas di tingkat yang lebih tinggi, mudah-mudahan dapat diperoleh solusi terbaik bagi pemecahannya," ujarnya lagi.




Ghirah tinggi saat perang sipil
Menurut Rahmano, sebetulnya usai pertikaian sipil, umat Islam mempunyai 'modal' untuk berkembang lebih baik. Saat itu, umat sangat solid dan tumbuh pesat. Indikator terbaik untuk mengetahui bagaimana Islam telah bertumbuh pesat di negara itu adalah keterkaitan kaum muda dengan agama mereka. Dia melihat, pada antara tahun 1980 sampai 1990-an, ghirah (semangat keagamaan) kaum muda yang berada di kota Dushanbe, Khojand, dan Kurgan Tyube terhadap syiar Islam, amatlah tinggi. "Sebelum perang sipil meletus, kami sudah merasakan bahwa terhadap keterkaitan erat antara para pemuda dan Islam.
Mereka sangat bersemangat menggali nilai-nilai keislaman dalam kegiatan pengajian yang kerap mengundang tokoh agama untuk memberikan ceramah,'' ujarnya. Akan tetapi, Rahnamo justru menilai, jika dibandingkan periode tadi dengan sekarang, perhatian kaum muda pada agama sudah berkurang. Ada tiga faktor ditengarai menjadi penyebab. Pertama, selama perang sipil, Islam terlibat dalam konflik bersenjata. Ini jelas membawa efek negatif secara psikologi. Faktor kedua yakni kondisi sosial perekonomian saat ini yang kurang menggembirakan. Masyarakat pada akhirnya akan lebih berkonsentrasi bagaimana agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan mengakibatkan agama sedikit terabaikan.
Sedangkan faktor ketiga berhubungan dengan peran para tokoh dan cendekiawan Muslim. "Ketika umat tidak memiliki cendekiawan Muslim dan tokoh berpendidikan yang memahami perkembangan modern, maka akan sulitlah untuk memenuhi harapan kaum muda yang selalu ingin mengembangkan pemikiran keagamaan mereka," tutur Rahnamo. Meski begitu, bukan berarti pengajaran agama Islam di Tajikistan lantas meredup. Sebaliknya, berdasarkan hasil penelitiannya, Rahnamo melihat fenomena tumbuhnya pusat-pusat pembelajaran agama di beberapa wilayah. Disebutkan, antara lain di kawasan utara, tepatnya di kota Isfara, kini telah menjadi salah satu pusat pendidikan Islam. Demikian pula Mastchah. Sementara di tenggara, yakni kota Duchanbe, Kofarnikhon (Vahdat), Qarotegin, Fayzabad. Di selatan adalah kota Kulyab dan Kurgan-Tyube. Sebagian besar pusat-pusat pengajaran tersebut dilaksanakan secara tradisional.
Pasang surut perkembangan
Islam memiliki sejarah panjang di kawasan Asia Tengah, termasuk Tajikistan. Agama yang disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW ini, telah hadir di sana sejak abad ke-7 melalui para pedagang Arab. Sejak saat itulah, Islam menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Asia Tengah. Saat ini, dari 6 juta penduduk Tajikistan, 90 persennya adalah Muslim. Dari jumlah itu, 85 persen merupakan Muslim Sunni dan tiga persen adalah Ismaili. Kebanyakan mereka tinggal di wilayah Gordo Badakhshan. Meski berbeda aliran, namun antara penganut Sunni dan Ismaili tidak pernah terjadi pertentangan. Keduanya hidup berdampingan secara damai serta kerap mengadakan kegiatan keagamaan bersama. Tercatat, ada sekitar 3.082 masjid di seantero Tajikistan. Jumlah ini belum terhitung dari masjid yang dikelola oleh muslim Ismaili. Penganut Kristen berjumlah 235 ribu jiwa yang berasal dari etnis Rusia dan imigran. Mereka sebagian besar adalah penganut Kristen Ortodok serta sejumlah kecil Kristen baptis, Katolik Roma, Advent, Protestan, Lutherian dan Saksi Jehovah.
Di samping itu, masih ada pemeluk agama dan kepercayaan yang lain. Di antaranya Baha'is, Zoroaster, Hare Krishna, serta Yahudi. Aliran Islam Sunni mengawali pengaruhnya di Asia Tengah, termasuk penduduk Tajik, sejak 1.200 tahun lalu. Sedangkan dalam intensitas yang lebih kecil dan menjangkau masyarakat minoritas, pengaruh Ismaili juga menjejakkan langkah pada awal abad ke-10. Perkembangan Islam di negara ini pun mengalami pasang surut. Masa paling suram terjadi selama hampir tujuh dekade ketika rezim komunis Soviet menguasai sebagian besar wilayah Asia Tengah. Kampanye anti Islam mengemuka dari tahun 1920 hingga akhir 1930-an sebagai bagian propaganda anti agama secara keseluruhan. Saat itu, ribuan pemuka Muslim terbunuh dan kehidupan beragama diawasi dengan ketat oleh pemerintah. Namun setelah invasi Jerman ke Uni Soviet tahun 1941, kebijakan terhadap Islam menjadi lebih moderat. Salah satu perubahan itu yakni diaktifkannya lagi Dewan Muslim Asia Tengah setelah lembaga ini sebelumnya dibekukan oleh Kremlin. Pada awal tahun 60-an, rezim Nikita Khrushchev kembali meningkatkan eskalasi propaganda anti Islam.
Hal itu kemudian berlanjut hingga tahun 70 dan 80-an. Para pemimpin Kremlin silih berganti menyerukan perlunya pembaruan upaya untuk memerangi agama, khususnya Islam. Upaya tersebut meliputi; pengalihan fungsi masjid guna keperluan sekular, pemaksaan untuk meninggalkan identitas, tradisi dan cara pandang Islam, dan peningkatan propaganda bahwa Islam adalah agama terbelakang, percaya tahyul, dan identik dengan kebodohan. Serangan bersenjata terhadap umat Islam mulai merebak tahun 1979 seiring kampanye militer Soviet ke Afganistan serta munculnya gerakan perlawanan di sejumlah negara Asia Tengah. Konflik terus berlanjut hingga setelah runtuhnya rezim komunis Soviet. Akhir tahun 1989, rezim Gorbachev berusaha meningkatkan toleransi antar umat beragama. Kebijakan ini kontan disambut gembira oleh para penganut agama. Kegiatan religius pun meningkat. Sejumlah masjid baru dibuka. Para juru dakwah dapat memulai lagi aktivitasnya dan mulai menyebar ke seantero negeri.

Paket Injil untuk Muslim dan di Bengkulu, misionaris asing menyamar jadi petani.

PONOROGO -- Ada yang makin aktif mengail di air keruh dengan melakukan upaya pemurtadan saat umat Islam difitnah sebagai biang teroris. Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Bhakti Ponorogo, Jawa Timur, Agung Pramono, pekan lalu, pun terkejut karena menerima kiriman paket sebanyak lima kardus. Isinya 500 eksemplar Alkitab (Injil).

Selain SMA Bhakti, sejumlah pondok pesantren (ponpes) dan lembaga pendidikan Islam lain di Ponorogo, ikut menerimanya. ''Paket itu dikirim orang yang tidak kami kenal. Tentu saja kami kaget setelah mengetahui isinya. Apa lagi, kami sama sekali tidak pernah merasa memesannya,'' kata Agung kepada wartawan, Selasa (3/1)

Di dua kardus tersebut terdapat tulisan Lembaga Alkitab Indonesia (Indonesia Bible Society), Jl Salemba Raya 12, Jakarta 10430, Indonesia. Alamat pengirim ini sama dengan yang diterima SMA Bhakti akhir pekan lalu. Namun, menurut Kiai Ahmad, pengirim paket tersebut sudah sangat dikenalnya. Yaitu seorang warga keturunan, salah satu pemilik toko di Kota Ponorogo.
Al Islam

''Ia memang Nasrani, kebetulan kami sering berbelanja di tokonya,'' ungkap kiai lulusan Islamic University Madinah, Arab Saudi, angkatan 1983, ini. Orang yang dimaksudnya itu sempat menanyakan keberadaan perpustaan di ponpes Darul Fikri. Setelah dijawab ada, kemudian mengirimkan paket Injil. Berdasarkan pertimbangan para pengasuh ponpes, ratusan Injil itu 'dibekukan'. Ia mengaku khawatir, kalau ditolak atau dikembalikan akan dibagikan ke tempat lain. Sedangkan jika dimusnahkan akan menimbulkan masalah baru.



Pegang teguh Alquran

Diakuinya, beberapa guru memang ada yang membacanya sekedar untuk perbandingan. Namun, menolak jika harus dipajang di perpustakaan. Sebab, para santrinya yang berjumlah sekitar 350 anak, dianggap masih belum kuat memegang akidah.

Kiai yang sebelum kuliah di Madinah juga sempat nyantri di Ponpes Walisongo, Ngabar, Ponorogo, itu menduga ponpes lainnya menerima paket serupa. Soal motivasi atau misi pengirimnya, Kiai Ahmad, menyatakan tidak tahu persis. ''Mungkin ini tahap awal pemurtadan secara halus. Wallahualam,'' ucapnya.

Peranan Misionaris Asing / Lokal ? Kemana Dai Islam ?Paket Injil, pekan lalu, juga diterima Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sunan Ampel Ponorogo dan Institut Sunan Giri (Insuri) Ponorogo. Jumlahnya 200 eksemplar. ''Kami sempat berdialog dengan tiga kurir pengirimnya, dua dari Jakarta, satu dari Ponorogo. Paket itu sebelumnya akan dikirim ke Ponpes Darul Huda, Mayak, Tonatan, Ponorogo. Karena ditolak, dialihkan ke STAIN dan Insurit,'' jelas Ketua STAIN Ponorogo, Sugianto.

Namun, karena di STAIN ada mata kuliah Perbandingan Agama, paket Injil itu dimanfaatkannya. Sebagai pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ponorogo, Sugianto akan menindaklanjuti jika ada laporan yang meresahkan di masyarakat akibat pengiriman paket Injil tersebut. ''Kalau ada kiriman dan tidak berkenan, lebih baik ditolak. Terpenting, sebagai muslim, kita harus percaya dan memegang teguh kitab Alquran,'' tuturnya.



Misionaris asing

Sementara Kantor Berita Antara kemarin melaporkan, aparat Kantor Kesbang dan Linmas Provinsi Bengkulu mempertanyakan kegiatan 13 orang misionaris asing. Mereka menjadi petani di sebuah desa dekat Taman Hutan Raya Rojo Lelo, Bengkulu Utara, atau 14 Km arah utara kota Bengkulu. ''Kita tengah mendalami laporan orang asing yang menjadi petani itu. Tidak bisa seenaknya orang asing bekerja tanpa adanya izin,'' kata Kepala Kesbang Linmas Provinsi Bengkulu, Chairudin.

Bila yang dilakukan orang asing itu menyebarkan agama, sebenarnya sudah ada SKB tiga menteri yang menjelaskan tata cara penyebaran agama. Yaitu hanya diperkenankan kepada penduduk yang belum beragama (animisme/atheis)

Pemuka Kristen Inggris Larang Bangun Masjid

Seorang pemimpin agama Kristen melontarkan pernyataan yang bisa merenggangkan hubungan Islam-Kristen. Kali ini pernyataan dilontarkan Alison Ruoff, seorang pemuka agama Kristen yang menjadi anggota Sinode Umum, badan yang mengatur gereja di Inggris. Ia menyerukan larangan pembangunan masjid baru karena khawatir bila lingkungan di sekitar masjid akan menjadi komunitas Islami.

Tentu saja, komentarnya itu mendapat kecaman keras bukan hanya dari umat Muslim, tapi juga dari pemuka agama Kristen yang lain.

"Sudah cukup masjid untuk Muslim di negeri ini. Anda membangun sebuah masjid dan apa yang kemudian terjadi? Banyak orang Islam pindah ke wilayah itu, semua toko menjadi bernuansa Islam, semua rumah bernuansa Islam dan akan ada daerah yang tak boleh dimasuki penganut agama lain. Bila kita tidak hati-hati, kita akan menjadi negara Islam," klaimnya.

Ruoff adalah seorang evangelish konservatif dan mantan hakim. Ia mengklaim pembangunan masjid yang lebih banyak justru membuat syariah menjadi kenyataan yang bisa diterapkan di Inggris.

Sebelumnya Uskup Agung Gereja Canterbury, Dr Rowan Williams mendapat kecaman pedas di kalangan pejabat Kristen termasuk dari Ruoff. Williams mengusulkan penerapan syariah untuk menyelesaikan beberapa kasus sipil di kalangan Muslim seperti pernikahan, sengketa finansial dan warisan. Menurutnya, syariah dapat diperkenalkan sebagai alternatif penyelesaian hukum secara resmi.

Usulan serupa juga dilontarkan the Observer dalam editorial dengan menyebutkan bahwa sidang kasus perceraian Yahudi dapat bekerja efektif selama puluhan tahun di Inggris.

Saat ini ada lebih dari 47.000 gereja dan 1.600 masjid di Inggris. Pihak gereja Inggris langsung menolak komentar Ruoff.

"Itu adalah komentar pribadinya," kata seorang jubir gereja. Bahkan dewan Keuskupan London juga mengisolasikannya. Menurut seorang jubir Keuskupan London, komentar Runoof dapat mengganggu hubungan dengan masyarakat muslim, yang jumlahnya mencapai hampir dua juta jiwa di Inggris.

"Komentar Ruoff adalah pendapatnya pribadi dan tidak mencerminkan pandangan Keuskupan London," tegas jubir keuskupan.

Sedangkan kelompok payung muslim terbesar, Dewan Muslim Inggris MCB juga mengritik komentar Ruoff.

"Sangat disayangkan, ini pernyataan yang sangat fanatik dan penuh kebencian terhadap hal-hal yang serba asing (xenophobia)," ujar Inayat Bunglawala, asisten sekjen MCB.

Menurutnya, komentar Ruoff sangat mengejutkan karena dilontarkan oleh seorang pemimpin gereja yang terkenal. Komentar seperti itu biasanya menjadi ciri khas anggota Partai Nasional Inggris BNP yang berhaluan keras, yaitu partai politik yang hanya untuk orang kulit putih saja.
"Jenis komentar seperti ini hanya datang dari mereka yang menjadi anggota BNP, bukan gereja. Sebagai orang Kristen, ia seharusnya dapat membangun hubungan yang baik di antara komunitas agama yang berbeda-beda," ujar Bunglawala.

Eropa Telah Menyatakan Perang terhadap Islam dan Al Qur’an

Menyusul keputusan Dewan Eropa baru-baru ini tentang larangan pengajaran fakta Penciptaan di sekolah-sekolah, pokok persoalan kedua yang bergulir dalam rencana adalah putusan Pengadilan Eropa untuk Hak Asasi Manusia (ECHR) pada tanggal 9 Oktober bahwa pelajaran agama di sekolah-sekolah Turki adalah pelanggaran terhadap hak pendidikan. Dengan putusan ini, beragam pengubahan perlu dilakukan terhadap cara pengajaran agama di sekolah-sekolah Turki dan, menurut ECHR, bahkan pelajaran agama dengan cara bagaimanapun perlu dicegah.

Pada kenyataannya, pengubahan yang dimaksudkan di sini tidak memiliki tujuan selain menghapuskan sama sekali pendidikan agama, untuk memalingkan generasi muda dari keimanan kepada Allah (Tuhan) dan menanamkan pola pikir materialis dalam diri mereka. Keputusan melarang pengajaran Paham Penciptaan di sekolah-sekolah berdasarkan keputusan Dewan Eropa yang diambil di awal Oktober memiliki tujuan yang sama. Kenyataan bahwa laporan yang dimaksud tersebut menetapkan bahwa hanya teori evolusi yang seharusnya diizinkan di kurikulum dengan jelas menyingkap kekhawatiran bahwa para siswa yang belajar tentang fakta Penciptaan tidak akan tumbuh menjadi materialis. Inilah mengapa Paham Penciptaan telah digambarkan sebagai ancaman bagi Eropa dan keputusan di atas telah diambil. Keadaan yang sama berlaku pada pelajaran agama yang saat ini diberikan di Turki. Khawatir terhadap para siswa yang belajar tentang Islam dan meninggalkan pemikiran materialisme, Eropa saat ini telah menganjurkan dihentikannya pelajaran agama di sekolah-sekolah dengan beragam alasan. Upaya Eropa adalah jelas: menyatakan perang terhadap iman kepada Allah dan Islam.

Tidak ada keraguan bahwa alasan bagi semua ini adalah pembongkaran rahasia ke seluruh dunia bahwa Darwinisme, dan materialisme pendukungnya, keduanya adalah penipuan. Kalangan Darwinis dan materialis telah dilanda ketakutan di hadapan karya Harun Yahya Atlas Penciptaan, yang menunjukkan bahwa makhluk-makhluk hidup masa kini sama persis dengan nenek moyang mereka yang hidup di masa lalu. Mereka sadar bahwa mereka takkan mampu lagi menyebarluaskan penipuan itu sebagaimana telah mereka lakukan selama 150 tahun terakhir. Dunia kini telah menyaksikan bahwa teori evolusi Darwin adalah kebohongan yang sangat buruk. Filsafat materialis, yang mendorong ketiadaan agama, kini sedang berada keadaan sekarat dan di abad ke-21 umat manusia akan terbebaskan dari penipuan semacam itu, insya Allah, dan kembali pada tujuan hakiki penciptaannya. Takut dan terkejut oleh kenyataan ini, kalangan Darwinis-materialis kini tengah berupaya mengambil tindak pencegahan melawan perkembangan luar biasa ini. Tapi apa yang tamat, adalah tamat dan seluruh dunia kini tahu tentang penipuan Darwinis. Siswa sekolah kini sedang melancarkan serangan mereka sendiri melawan Darwinisme dan menolak mempelajari penipuan ini.

Apa yang diinginkan kalangan Darwinis-materialis adalah membangun masyarakat tanpa agama, tanpa sedikit pun keimanan kepada Allah. Namun kenyataannya, masyarakat tanpa agama akan semakin mendorong kemerosotan akhlak, meningkatkan peperangan, pembantaian dan pemberontakan yang mengiringi ketiadaan agama, dan menimpakan bencana bagi seluruh umat manusia. Apa yang perlu dilakukan adalah mendorong orang, khususnya kaum muda, untuk mengikuti nilai-nilai ajaran agama daripada memalingkan mereka dari agama dan menganjurkan filsafat materialis.

Alasan ketakutan yang dialami kalangan Darwinis Eropa sangatlah jelas: Mereka telah menyadari bahwa Penciptaan adalah kenyataan satu-satunya, yang kini telah diketahui seluruh dunia. Mereka membayangkan bahwa mereka mampu menghentikan perkembangan ini dengan melarang pelajaran agama dan menghilangkan Paham Penciptaan dari kurikulum. Mereka yakin mereka akan menang dalam peperangan yang mereka lancarkan melawan iman kepada Allah. (Sudah pasti Allah tak terkalahkan.) Mereka ingin yakin bahwa Darwinisme akan dianut dan diterima, meskipun mereka sangat tahu bahwa ini tidak akan pernah terjadi. Agama keliru atau kebohongan yang dibuat melawan iman kepada Allah tidak memiliki jalan bertahan hidup. Allah Yang Mahakuasa mengungkapkan hal senada dalam ayat-ayat-Nya:

Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu menyifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya). (QS. Al Anbiyaa’, 21:18)

Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang batil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan. (QS. Ar Ra’d, 13:17)

Dengan keruntuhan pasti Darwinisme, pengaruh Darwinis banyak melemah dibandingkan sebelumnya. Berkembangnya nilai-nilai ajaran Islam adalah janji Allah dan akan, dengan izin-Nya, menjadi kenyataan. Isyarat-isyarat ini dapat disaksikan di seluruh dunia. Agama hak-Nya, dengan kehendak-Nya, telah menang. Kaum Darwinis tidak lagi mampu menyesatkan manusia. Permusuhan Eropa terhadap Islam tidak akan mengubah apa pun. Dengan izin Allah, sebagaimana halnya dengan setiap pemikiran menyimpang yang pernah melawan nilai-nilai ajaran Islam, serangan balik yang terkini ini, juga, hanya akan semakin menguatkan agama Islam.

ISLAM di Perancis, Mereka Terpaksa 'Bersembunyi' termasuk Nicholas Anelka !


Menjadi Muslim ternyata tak selalu menjadi pilihan mudah. Setidaknya, itulah yang dialami sebagian umat Islam di Prancis. Tak jarang, agar tak diperlakukan diskriminatif, seorang mualaf harus diam-diam atau sembunyi-sembunyi dengan agama barunya tersebut. Padahal, tulis situs Islamonline, ribuan warga Prancis memeluk Islam setiap tahunnya

Sebagian besar Muslim baru di Prancis bakal berpikir dua kali sebelum memutuskan mengumumkan keyakinan baru mereka karena khawatir akan mendapat perlakuan diskriminatif dari keluarga atau rekan mereka,'' kata Maqali Snebat, juru bicara League of French Muslim Women, pekan lalu.

Nicolas Anelka menjadi contoh yang dipilih Snebat. Bintang lapangan hijau ini terpaksa memendam identitasnya sebagai Muslim selama empat tahun. Sayangnya, kekhawatiran Anelka terbukti. Pria yang sempat bermain untuk Paris Saint-German, Arsenal, Real Madrid, Liverpool, dan Manchester City, akhirnya harus hengkang. Ia harus bergabung dengan liga Turki karena mengalami pelecehan bertubi-tubi. (Sekarang bermain di Chelsea)


Snebat menyesalkan sikap Prancis yang pukul rata dalam menilai mualaf seperti Muriel Degauque dan Patrique Cherif. Setelah memeluk Islam, Degauque yang asal Belgia ini meledakkan diri dalam iring-iringan patroli polisi Irak. Sedangkan Cherif pergi ke Afghanistan dan tewas di negeri itu. ''Kita tidak bisa menempatkan semua Muslim baru dalam satu keranjang,' kata Snebat yang memeluk Islam, sembilan tahun silam. ''Ini masalah pilihan pribadi, apakah akan menjadi ekstrim atau memilih sedang-sedang saja.'' Di lain pihak, Prancis memiliki acuan sendiri. Pascal Maylos, kepala French Information Service, mengatakan dalam wawancara baru-baru ini dengan harian Le Monde bahwa dari ribuan warga Prancis yang masuk Islam, sekitar 1.600 di antaranya bergabung dengan kelompok ekstrimis.

Keprihatinan lainnya adalah penelitian terakhir yang menyebutkan bahwa ada 22 warga Prancis yang bergerak bersama kelompok perlawanan di Irak. Tujuh orang di antaranya tewas dan tiga orang lainnya dalam tahanan pasukan pendudukan Amerika Serikat. Tantangan ini membuat sejumlah ulama di Prancis akhirnya merumuskan fatwa tersendiri untuk mualaf Prancis. Fatwa ini memutuskan, seorang mualaf dapat menyembunyikan dulu identitas sebagai Muslim jika khawatir akan ditolak oleh anggota keluarga, rekan, atau pelecehan dalam hal keamanan.

Kepedihan tak berhenti di situ. Banyak warga Arab dan Muslim yang terpaksa mengubah nama dan menyembunyikan asal-usul mereka. Semua itu dilakukan demi menghindari perlakuan diskriminatif dari polisi atau pun bos mereka di tempat bekerja. Riset dari French Observatory Against Racism di Sorbonne awal tahun ini mengngkap bahwa nama berbau Arab dan warna kulit gelap menjadi batu sandungan dalam mencari pekerjaan.

Harus bangga

Namun terancam pelecehan atau diskriminasi bukan berarti kehilangan rasa bangga. Itu kata Snebat. Menurutnya, seorang mualaf harus bangga pada Islam dan tak usah menutup-nutupi soal ibadah mereka. ''Ada banyak contoh Muslim Prancis yang baru masuk Islam, yang meraih kehormatan di salah gerbang sekulerisme Eropa ini,'' kata Snebat.

Snebat mencontohkan Eric Geofroy, seorang profesor terkemuka di Strasbourg University. Ia memiliki reputasi terhormat di hadapan rekan-rekannya. ''Ia dihormati Menteri Dalam Negeri Nicolas Sarkozy, yang menawari ia keanggotaan istimewa dalam Dewan Prancis untuk Agama Islam (CFCM),'' tutur Snebat. Namun itu pun bukan satu-satunya contoh teladan. Banyak Muslim lain yang menjadi panutan bagi generasi muda dan Prancis secara umum, seperti komedian kondang Jamel Debbouze.

''Saya bangga menjadi Muslim. Saya berpuasa di bulan Ramadhan, saya tidak pernah minum alkohol, dan tidak merokok. Saya tidak pernah berpikir untuk menggunakan narkoba,'' begitu kata-kata yang selalu diucapkan Debbouze saat diwawancarai televisi. Itulah sekelumit kehidupan Muslim Prancis. Jika mereka bisa bangga, apalagi bagi umat Islam di Indonesia --negara berpenduduk Muslim terbesar dunia. Mayoritas tak mesti menindas, minoritas pun tak boleh tertindas. (n yyn )

kisah mualaf Alfaro: Alquran Benar dari Allah

Tiga belas tahun yang lalu, Vicente Mota Alfaro adalah seorang Katolik taat yang rutin menghadiri missa Mingguan dan membaca Alkitab setiap hari. Hari ini, dia tidak hanya menjadi mualaf, tapi juga menjadi imam masjid di Pusat kebudayaan Islam Valencia (CCIV).

Alfaro adalah mualaf pertama yang menjadi pemimpin jemaah Muslim di masjid Spanyol. Dia juga telah menjadi anggota Dewan Direksi dari CCIV sejak tahun 2005.

Tokoh masyarakat Muslim di Valencia mengatakan Alfaro diangkat imam berdasarkan kualifikasi.

"Dia dipilih karena dia banyak pengetahuan agama," kata El-Taher Edda, sekjen Dewan Islam untuk Dialog dan Kebersamaan, kepada IslamOnline.net.

Saat ini jumlah mualaf di Spanyol meningkat drastis, sebagaimana dilaporkan oleh media lokal bahwa kaum terpelajar, akademisi dan aktivis anti-globalisasi banyak yang memutuskan masuk Islam.

Populasi Muslim di Spayol saat ini diperkirakan sekitar 1,5 juta dari total populasi sebesar 40 juta. Islam adalah agama kedua setelah Kristen dan telah diakui melalui hukum kebebasan agama, yang dikeluarkan pada bulan Juli 1967.

Perjalanan Spiritual Alfaro

Ketika orang bertanya kepada Alfaro tentang perubahan hati dan perpindahan dari Kristen ke Islam, dia memberikan jawaban yang sederhana.

"Allah ingin Islam menjadi pilihan saya dan hidup saya," jawab Alfaro tegas

Ketika memutuskan untuk menjadi seorang Muslim, Alfaro masih berusia 20 tahun dan masih sebagai pelajar sekolah menengah atas.

"Saya membaca Alquran, dan saya menemukan cerita yang sebenarnya tentang Yesus, kemudian saya memtuskan masuk Islam," paparnya.

Mengenang masa-masa pencariannya, Alfaro mengaku dulu adalah penganut Katolik yang taat.

"Berbeda dengan kebanyakan teman-teman saya yang tidak tertarik kepada masalah agama, saya justru rajin pergi ke gereja setiap hari Minggu dan rutin membaca Alkitab.

"Pada waktu itu, saya benar-benar tidak tahu tentang Islam."

Percakapannya dengan tetangganya, seorang Muslim Aljazair, telah mengenalkan Alfaro kepada Islam.

"Suatu kali kami bercakap-cakap, dan ia mengatakan bahwa semua manusia adalah keturunan Adam dan Hawa, dan bahwa kita semua anak-anak Nabi Ibrahim (Ibrahim)," kisahnya.

"Saya terkejut menemukan bahwa Islam dan Arab sebenarnya tahu Adam, Hawa dan Abraham."

Percakapan tersebut telah motivasi pemuda Katolik ini untuk menggali lebih dalam informasi tentang Islam.

"Selanjutnya yang saya lakukan adalah pergi ke perpustakaan dan meminjam terjemahan Alquran."

Ia membawa pulang Alquran tersebut ke rumah dan mulai membacanya secara hati-hati.

Perubahan pun terjadi, ketika Alfaro membaca dalam Alquran cerita tentang Yesus dan peristiwa penyaliban.

"Aku biasa membaca dalam Injil bahwa Yesus adalah anak Allah, dan bahwa Allah telah mengutus anaknya ke bumi untuk dibunuh dan disiksa guna membawa keselamatan kepada manusia. Inilah yang selalu menjadi ganjalan bagi saya, doktrin yang sulit untuk saya yakini." kenang Alfaro.

"Saya menemukan jawaban yang saya cari justru ketika saya membaca Alquran. Saya belajar bahwa Yesus tidak dibunuh atau disalib."

Muslim percaya kepada Yesus as sebagai salah satu nabi besar utusan Tuhan dan dan menempatkannya pada posisi terhormat.

Adapun penyaliban itu, umat Islam percaya bahwa Yesus tidak disalib namun diangkat ke langit.

Muslim percaya bahwa Yesus akan datang kembali ke bumi sebelum hari kiamat untuk memulihkan perdamaian dan ketertiban, melawan Dajjal (anti Kristus) dan membawa kemenangan bagi kebenaran dan keadilan.

Cerita Nabi Yesus dalam Alquran telah menyentuh hati Alfaro, yang saat ini telah berganti nama menjadi Mansour.

"Saya langsung tahu bahwa Alquran adalah kitab yang benar dari Allah. Dan saya memutuskan pada saat itu bahwa saya sangat ingin menjadi seorang Muslim," papar Alfaro.taq/iol

Kisah Mualaf Nourdeen Wildeman: Islam Agama Rasional

Nourdeen Wildeman, 26 tahun, adalah warga Belanda yang "resmi" masuk Islam pada 9 Desember 2007. Meskipun baru menjadi mualaf, ia telah aktif dalam dakwah Islam. Saat ini, ia sedang mempersiapkan peluncuran program dakwah yang sedang berlangsung dengan tema, "Temukan masjid yang menyajikan terbaik buat Anda."

Program tersebut bertujuan untuk mendata profil masjid-masjid di Belanda. Lewat program ini, diharapkan setiap Muslim dapat mengetahui segala hal tentang masjid; semua informasi yang berkenaan dengan setiap masjid.

Program ini menyajikan secara lengkap profil setiap masjid, seperti latar belakang etnisnya, alamat, kode pos, nomor telepon, alamat e-mail, gambar masjid, bahasa yang digunakan dalam khotbah Jumat, toko buku, kapasitas muat masjid untuk laki-laki dan perempuan, ketersediaan kamar mandi dan tempat wudlu baik untuk laki-laki atau perempuan, dan tak ketinggalan beberapa kondisi umum, seperti bangunan tua, tidak ada parkir, pelajaran khusus, kelengkapan, dan juga jadwal shalat sesuai dengan lokasi tertentu.

Awal Mengenal Islam
Nourdeen mengaku tidak tahu kapan persisnya ia benar-benar menjadi seorang Muslim. Perkenalannya dengan Islam dimulai empat atau lima tahun sebelum ia resmi mengucapakan dua kalimat syahadat. Semua dimulai dari keingintahuannya tentang Islam yang waktu itu sedang hangat-hangatnya dibicarakan di media Eropa, pasca tragedi 11 September.

"Buku pertama yang saya baca tentang Islam sangat akademis dan sangat sulit dipahami. Karenanya saya memutuskan untuk mencari buku lain agar saya dapat lebih mudah memahami Islam, dan saya tetap membaca dan lebih banyak lagi," kenang Nourdeen.

"Setelah membaca banyak buku, saya menemukan bahwa Islam tidak seperti anggapan saya selama ini. Justru banyak ajaran Islam yang sesuai dengan apa yang saya percayai secara natural," tambahnya.

Menurut Nourdeen, Sebagian besar pencitraan media terhadap Islam sepenuhnya salah. Anggapan media Barat bahwa Islam adalah agama penindas hak perempuan merupakan kekeliruan besar. Islam juga bukan agama kekerasan dan teroris. Baginya, Islam bukan hanya agama damai namun juga agama yang menghormati akal.

"Saya menemukan Islam sebagai agama yang sangat rasional. Agama yang mendukung ilmu pengetahuan. Ia mendorong manusia untuk memahami dan menafakkuri segala sesuatu di sekitarnya. Sebuah agama yang mengajak umatnya untuk berfikir kritis," paparnya.

"Sebelum mendalami Islam, saya selalu berpikir bahwa menjadi seorang atheist mungkin lebih mudah dan enak, saya bisa bebas melakukan apa pun yang saya inginkan, namun hati kecil saya selalu mengkritik gaya hidup seperti itu, dan akhirnya saya mencapai kesadaran tentang Tuhan. Inilah kebenaran yang saya rasakan dalam Alquran dan hadis," akunya.

Respons Keluarga dan Lingkungan
Nourdeen lahir dan besar dalam keluarga dengan multikepercayaan, ayahnya seorang atheist, sementara ibunya penganut agamanya Kristen Protestan. Keputusannya untuk menjadi mualaf tidak mendapat penentangan yang berarti dari keluarganya.

Keinginan Nourdeen untuk menjadi Muslim memang tidak langsung ia ceritakan kepada kedua orangtuanya. Nourdeen hanya beruhasa memancing reaksi mereka dengan bertanya kepada mereka jika ia beralih ke agama lain seperti Islam, mereka menyatakan bahwa itu adalah pilihan hidupmu, selama tidak mengganggu siapa pun, ia bebas menentukannya.

Meskipun begitu ibu Nourdeen sempat menasihatinya bahwa menjadi Kristen itu lebih mudah. Nourdeen pun menjawab, "saya tidak sedang mencari agama yang paling mudah, tetapi palaing benar."

Berbeda dengan ibunya, ayahnya justru memberi dukungan penuh kepada keputusannya tersebut. "Saya sangat bahagiaakarena ayah bersedia mendampingi saya di saat saya mengucapkan dua kalimat syahadat, dan ini terekam oleh kamera video. Ia mendukung saya karena saya merupakan bagian dari dia, dan Islam akan menjadi bagian dari saya, maka dia akan menerima saya dengan keislaman saya," papar Nourdeen.

Kebebasan yang diberikan keluarganya ini diakui Nourdeen sebagai anugrah besar. Karena menurutnya, tak sedikit teman-teman mualaf yang menghadapi masalah yang cukup serius akibat dari penentangan pihak keluarga.

"Kenyataannya, memang banyak dari mualaf yang menghadapi masalah keluarga ketika mereka menyatakan diri sebagai Muslim. Rata-rata yang mengahadapi problem seperti ini adalah perempuan," ujarnya.

"Saya sangat menghormati perempuan di negara ini yang menjadi mualaf, karena kondisi yang mereka hadapi lebih sulit, belum lagi problem pakaian yang mereka kenakan. Bahkan ada yang diusir dari rumah mereka dan keluarga mereka tidak mau menerima mereka lagi. Karenanya, saya sangat beruntung, alhamdulillah, dengan keluarga saya.

Respons positif pun Nourdeen dapatkan dari atasan kerjanya. Setelah resmi menjadi Muslim, Nourdeen kemudian mengirim e-mail kepada atasannya untuk memberitahu atasanya tersebut bahwa ia telah menjadi seorang Muslim.

"Namun, alhamdulillah, saya tidak kena damprat. Justru saya mendapat bonus pada akhir tahun berdasarkan evaluasi kerja saya. Atasan saya mengatakan bahwa di samping saya memeliki kinerja yang baik, saya juga mampu membuat pilihan yang sulit ketika saya memilih menjadi seorang Muslim. Dia mengatakan bahwa saya memiliki keberanian untuk mengambil pilihan yang sulit di samping saya mampu bekerja dengan baik," paparnya.

Mendalami Islam
Setelah resmi masuk Islam, Nourdeen masih terus bersemangat dalam mempelajari Islam. Ia juga sering berdiskusi dengan umat Islam yang lebih senior, namun kegemarannya melahap buku-buku Islam justu menjadikannya lebih banyak tahu tentang Islam dibanding mereka.

"Saya membaca buku karangan Tariq Ramadan berjudul In the Footsteps of the Prophet (Jejak-jejak Nabi). Buku ini banyak membantu saya sebagai Muslim Eropa karena ditulis dengan cara yang cocok bagi orang Barat. Metode Arab dalam penulisan cerita berbeda dengan metode Barat, tetapi Tariq Ramadan mampu menyampaikan pesannya dengan menggunakan pendekatan Barat," ujar Nourdeen.

"Saat ini, saya juga mempelajari Alquran di Dar al-'Ilm di Belanda. Tempat ini menyediakan kajian Alquran secara menyeluruh dari A hingga Z berdasarkan Tafsir Ibnu Kathir," imbuhnya.

Menanggapi perkembangan isu keislaman dan perbedaan kultur dan kondisi antara Barat dan Timur, Nourdeen mengatakan bahwa beberapa fatwa yang dikeluarkan di banyak negara-negara Muslim tidak dapat dilaksanakan secara keseluruhan di negara-negara Muslim minoritas. Beberapa modifikasi harus dilakukan agar sesuai dengan kondisi Barat.-taq

kisah mualaf Idris Tawfiq, Mantan Pastor yang Memilih Islam


''Allah menyeru manusia ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).'' (QS Yunus: 25)

Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa Allah SWT akan memberikan hidayah (jalan kebaikan) kepada siapa saja yang dikehendakinya untuk memilih Islam. Tak peduli siapa pun. Baik dia budak, majikan, pejabat, bahkan tokoh agama non-Islam sekalipun.

[Mantan Pastor] Ayat tersebut, layak disematkan pada Idris Tawfiq, seorang pastor di Inggris yang akhirnya menerima Islam. Ia menjadi mualaf setelah mempelajari Islam dan melihat sikap kelemahlembutan serta kesederhanaan pemeluknya.

Sebelumnya, Idris Tawfiq adalah seorang pastor gereja Katholik Roma di Inggris. Mulanya, ia memiliki pandangan negatif terhadap Islam. Baginya saat itu, Islam hanya identik dengan terorisme, potong tangan, diskriminatif terhadap perempuan, dan lain sebagainya.

Namun, pandangan itu mulai berubah, ketika ia melakukan kunjungan ke Mesir. Di negeri Piramida itu, Idris Tawfiq menyaksikan ketulusan dan kesederhanaan kaum Muslimin dalam melaksanakan ibadah dan serta keramahan sikap mereka.

Ia melihat, sikap umat Islam ternyata sangat jauh bertolak belakang dengan pandangan yang ia dapatkan selama ini di negerinya. Menurutnya, Islam justru sangat lembut, toleran, sederhanan, ramah, dan memiliki sifat keteladanan yang bisa dijadikan contoh bagi agama lainnya.

Di Mesir inilah, Tawfiq merasa mendapatkan kedamaian yang sesungguhnya. Awalnya hanya sebagai pengisi liburan, menyaksikan Pirmadia, unta, pasir, dan pohon palem. Namun, hal itu malah membawanya pada Islam dan membuat perubahan besar dalam hidupnya.

''Awalnya mau berlibur. Saya mengambil penerbangan carter ke Hurghada. Dari Eropa saya mengunjungi beberapa pantai. Lalu, saya naik bis pertama ke Kairo, dan saya menghabiskan waktu yang paling indah dalam hidup saya.''

''Ini adalah kali pertama saya pengenalan ke umat Islam dan Islam. Saya melihat bagaimana Mesir yang lemah lembut seperti itu, orang-orang manis, tapi juga sangat kuat,'' terangnya.

''Saya menyaksikan mereka tenang, lembut, dan tertib dalam beribadah. Begitu ada suara panggilan shalat (azan--Red), mereka yang sebagian pedagang, segera berkemas dan menuju Masjid. Indah sekali saya melihatnya,'' terangnya.

Dari sinilah, pandangan Tawfiq berubah tentang Islam. ''Waktu itu, seperti warga Inggris lainnya, pengetahuan saya tentang Islam tak lebih seperti yang saya lihat di TV, memberikan teror dan melakukan pengeboman. Ternyata, itu bukanlah ajaran Islam. Hanya oknumnya yang salah dalam memahami Islam,'' tegasnya.

Ia pun mempelajari Alquran. Pelajaran yang didapatkannya adalah keterangan dalam Alquran yang menyatakan: ' Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang beriman adalah orang Yahudi dan Musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang beriman adalah orang yang berkata, ''Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.'' Yang demikian itu disebabkan di antara mereka itu terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena seungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.'' (Al-Maidah ayat 82).

Ayat ini membuatnya berpikir keras. Baginya, Islam sangat baik, toleran. Justru, pihak lain yang memusuhinya. Inilah yang menjadi awal keislaman mantan pastor Inggris dan akhirnya menerima Islam.

Sepulang dari Mesir, Tawfiq masih menjadi penganut agama Katholik. Bahkan, ketika dia aktif mengajarkan pelajaran agama kepada para siswa di sebuah sekolah umum di Inggris, ia diminta mengajarkan pendidikan Studi agama.

''Saya mengajar tentang agama Kristen, Islam, Yudaisme, Buddha dan lain-lain. Jadi, setiap hari saya harus membaca tentang agama Islam untuk bisa saya ajarkan pada para siswa. Dan, di sana banyak terdapat siswa Muslim keturunan Arab. Mereka memberikan contoh pesahabatan yang baik, bersikap santun dengan teman lainnya. Dari sini, saya makin intens berhubungan dengan siswa Muslim,'' ujarnya.

Dan selama bulan Ramadhan, kata dia, dia menyaksikan umat Islam, termasuk para siswanya, berpuasa serta melaksanakan shalat tarawih bersama-sama. ''Hal itu saya saksikan hampir sebulan penuh. Dan, lama kelamaan saya belajar dengan mereka, kendati waktu itu saya belum menjadi Muslim,'' papar Tawfiq.

Dari sini kemudian Tawfiq mempelajari Alquran. Ia membaca ayat-ayat Alquran dari terjemahannya. Dan ketika membaca ayat 83 surah Al-Maidah, ia pun tertegun.

''Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Alquran).'' (Al-Maidah ayat 83).

Secara tiba-tiba, kata Tawfiq, ia pun merasakan apa yang disampaikan Alquran. Ia menangis. Namun, hal itu ia sembunyikan dari pandangan para siswanya. Ia merasa ada sesuatu di balik ayat tersebut.

Dari sini, Tawfiq makin intensif mempelajari Islam. Bahkan, ketika terjadi peristiwa 11 September 2001, dengan dibomnya dua menara kembar World Trade Center (WTC) di Amerika Serikat, dan ketika banyak orang menyematkan pelakunya kalangan Islam. Ia menjadi heran. Kendati masih memeluk Kristen Katholik, ia yakin, Islam tidak seperti itu.

''Awalnya saya sempat takut juga. Saya khawatir peristiwa serupa terulang di Inggris. Apalagi, orang barat telah mencap pelakunya adalah orang Islam. Mereka pun mengecamnya dengan sebutan teroris,'' kata Tawfiq.

Namun, Tawfiq yakin, Islam tidak seperti yang dituduhkan. Apalagi, pengalamannya sewaktu di Mesir, Islam sangat baik, dan penuh dengan toleransi. Ia pun bertanya-tanya. ''Mengapa Islam? Mengapa kita menyalahkan Islam sebagai agama teroris. Bagaimana bila kejadian itu dilakukan oleh orang Kristen? Apakah kemudian Kristen akan dicap sebagai pihak teroris pula?'' Karena itu, ia menilai hal tersebut hanyalah dilakukan oknum tertentu, bukan ajaran Islam.

Masuk Islam
Dari situ, ia pun mencari jawabannya. Ia berkunjung ke Masjid terbesar di London. Di sana berbicara dengan Yusuf Islam tentang Islam. Ia pun kemudian memberanikan diri bertanya pada Yusuf Islam. ''Apa yang akan kamu lakukan bila menjadi Muslim?''

Yusuf Islam menjawab. ''Seorang Muslim harus percaya pada satu Tuhan, shalat lima kali sehari, dan berpuasa selama bulan Ramadhan,'' ujar Yusuf.

Tawfiq berkata, ''Semua itu sudah pernah saya lakukan.''
Yusuf berkata, ''Lalu apa yang Anda tunggu?''
Saya katakan, ''Saya masih seorang pemeluk Kristiani.''

Pembicaraan terputus ketika akan dilaksanakan Shalat Zhuhur. Para jamaah bersiap-siap melaksanakan shalat. Dan, saat shalat mulai dilaksanakan, saya mundur ke belakang, dan menunggu hingga selesai shalat.

Namun, di situlah ia mendengar sebuah suara yang mempertanyakan sikapnya. ''Saya lalu berteriak, kendati dalam hati. ''Siapa yang mencoba bermain-main dengan saya.''

Namun, suara itu tak saya temukan. Namun, suara itu mengajak saya untuk berislam. Akhirnya, setelah shalat selesai dilaksanakan, Tawfiq segera mendatangi Yusuf Islam. Dan, ia menyatakan ingin masuk Islam di hadapan umum. Ia meminta Yusuf Islam mengajarkan cara mengucap dua kalimat syahadat.

''Ayshadu an Laa Ilaha Illallah. Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah.'' Saya bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah.

Jamaah pun menyambut dengan gembira. Ia kembali meneteskan air mata, bukan sedih, tapi bahagia.

Ia mantap memilih agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW ini. Dan, ia tidak menyesali telah menjadi pengikutnya. Berbagai gelar dan penghargaan yang diterimanya dari gereja, ia tanggalkan.

Seperti diketahui, Idris Tawfiq memperoleh gelar kesarjanaan dari University of Manchester dalam bidang sastra, dan gelar uskup dari University of Saint Thomas Aquinas di Roma. Dengan gelar tersebut, ia mengajarkan pandangan Katholik pada jemaatnya. Namun, akhirnya ia beralih mengajarkan Islam kepada masyarakatnya. Selama bertahun-tahun, Tawfiq mengepalai pusat Studi keagamaan di berbagai sekolah di Inggris dan Wales, sebelum dia masuk agama Islam.

''Dulu saya senang menjadi imam (pastor--Red) untuk membantu masyarakat selama beberapa tahun lalu. Namun, saya merasa ada sesuatu yang tidak nyaman dan kurang tepat. Saya beruntung, Allah SWT memberikan hidayah pada saya, sehingga saya semakin mantap dalam memilih Islam. Saya tidak menyesal meninggalkan tugas saya di gereja. Saya percaya, kejadian (Islamnya--Red) ini, lebih baik dibandingkan masa lalu saya,'' terangnya. sya/osa/berbagai sumber


Berdakwah Lewat Lisan dan Tulisan

Ketika ditanyakan pada Idris Tawfiq tentang perbedaan besar antara Kristen Katholik dan Islam, ia berkata: ''Dasar dari agama Islam adalah Allah. Semua perkara disaksikan Allah, tak ada yang luput dari perhatian-Nya. Ini berbeda dengan yang saya dapatkan dari agama sebelumnya. Islam merupakan agama yang komprehensif.''

Ia menambahkan, Islam mengajarkan pemeluknya untuk senantiasa beribadah kepada Allah setiap saat. Tak terbatas hanya pada hari Minggu. Selain itu, kata dia, Islam mengajarkan umatnya cara menyapa orang lain dengan lembut, bersikap ramah, mengajarkan adab makan dan minum, memasuki kamar orang lain, cara bersilaturahim yang baik. ''Tak hanya itu, semua persoalan dibahas dan diajarkan oleh Islam,'' terangnya.

Penceramah dan penulis
Caranya bertutur kata, sikapnya yang sopan dan santun banyak disukai masyarakat. Gaya berbicaranya yang baik sangat sederhana dan lemah lembut, menyentuh hati, serta menyebabkan orang untuk berpikir. Ia pun kini giat berceramah dan menulis buku tentang keislaman.

Ia memberikan ceramah ke berbagai tempat dengan satu tujuan, menyebarkan dakwah Islam. Idris Tawfiq mengatakan, dia bukan sarjana. Namun, ia memiliki cara menjelaskan tentang Islam dalam hal-hal yang sangat sederhana. Dia memiliki banyak pengalaman dalam berceramah dan mengenali karakter masyarakat.

Ia juga banyak memberikan bimbingan dan pelatihan menulis serta berpidato bagi siswa maupun orang dewasa. Kesempatan ini digunakannya untuk mengajarkan pada orang lain. Termasuk, menjelaskan Islam pada dunia Barat yang banyak menganut agama non-Muslim.

Idris juga dikenal sebagai penulis. Tulisannya tersebar di berbagai surat kabar, majalah, jurnal, dan website di Inggris Raya. Ia juga menjadi kontributor regional dan Konsultan untuk website www.islamonline.net dan ww.readingislam.com.

Dia menulis artikel mingguan di Mesir Mail, koran tertua Mesir berbahasa Inggris, dan Sawt Al-Azhar, surat kabar Al-Azhar University. Dia adalah pengarang sejumlah buku. Antara lain, Dari surga yang penuh kenikmatan: sederhana, pengenalan Islam; Berbicara ke Pemuda Muslim; Berbicara ke Mualaf. Selain itu, ia juga menjadi juru bicara umat Islam di Barat. Ia juga banyak berceramah melalui radio dan televisi. osa/sya/berbagai sumber

Kisah Mualaf Dari AS ke Mesir, Wanita Katolik Menemukan Islam

Mengapa saya memilih Islam? Saya ingat dengan jelas hari dimana saya resmi menjadi wanita mualaf di masjid Al-Azhar Kairo. Saya datang langsung dari AS, Namun apa yang telah membimbing saya menuju hari itu adalah semacam tuntunan bawah sadar yang terus mencari kebenaran Allah.

Saat kecil, saya selalu percaya kepada agama dan Allah, tetapi tidak pernah cocok dengan konsep yang disajikan dalam Katolik. Saya tidak bisa menerima bagaimana Tuhan ada tiga (dengan konsep Trinitas), bagaimana kita bisa berdoa kepada banyak orang seperti Yesus, Maria dan bermacam-macam orang suci. Bagaimana kita bisa menerima konsep dosa asal, bagaimana imam dapat "menghapus" dosa-dosa Anda, atau mengapa ada ratusan bibel yang berbeda.

Ini hanya sekelumit pertanyaan yang mestinya ada dalam benak setiap orang, termasuk imam. Sangat mengherankan bahwa saya pergi ke gereja belajar agama, namun keluar dan pulang tanpa mengetahui apa yang harus saya lakukan untuk menjadi seorang Kristen yang baik. Saya mengetahui saya seharusnya menjadi orang "baik", "dermawan", "simpati", "penuh kasih-sayang", dan sifat-sifat mulia lainnya, tetapi tidak pernah ada ajaran praktis yang adapat diaplikasikan dengan baik.

Karena kebingungan itulah, saya kemudian mencari cara untuk terhubung dengan satu Tuhan yang saya kenal dan saya selalu berdoa kepada-Nya. Saya mencari aturan pasti dari Tuhan yang mengajarkan saya secara detil dalam menjalani hidup. Tetapi kehidupan berjalan, dan karena tekanan dari keluarga meskipun saya keberatan, saya dibaptis dalam gereja Katolik. Sampai ketika saya di bangku kuliah, bagi saya agama ini tidak lebih daripada gangguan pada Minggu pagi. Walaupun saya tetap percaya Tuhan.

Namun akhirnya, ajaran Kristen dan Katolik sudah tidak bisa saya terima lagi, begitu pun ajaran Yahudi karena ajaran ini menolak Yesus. Meskipun saya memiliki masalah dengan ajaran Kristen, namun saya selalu yakin Yesus mempunyai pesan besar kepada manusia--pesan menyembah kepada satu Tuhan. Saya tidak dapat memahami bagaimana Kristen akhirnya menyembah Yesus sendiri. Saya merasa yakin bahwa dia tidak pernah menginginkan itu. Bagi saya tersisa satu pilihan--Islam.

Sebelumnya saya sudah tahu Islam--perkenalan saya dengan Islam terjadi saat saya melakukan perjalanan ke Mesir, karena itu saya cukup membuka diri untuk keyakinan ini. Islam tidaklah asing bagi saya, walaupun pada saat saya tidak mengenal orang Islam kecuali satu atau dua orang temen di Mesir.

Saya mulai membaca Alquran dan mencari informasi tentang Islam melalui internet. Saya ingat apa yang saya rasakan saat pertama kali membaca Alquran insting saya mengatakan itu bukan buatan tangan manusia; Alquran di luar kemampuan manusia. Hal ini bebeda sekali dengan yang saya rasakan saat membaca Alkitab, saya merasa hanya kumpulan cerita yang ditulis oleh seorang laki-laki. Belum lagi fakta bahwa Alquran hanya ada satu versi yang tidak berubah sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Namun, itu bukanlah satu-satunya yang membuat saya kagum.

Saya merasa nyaman dengan semua yang saya pelajari tentang Islam. Hal inilah yang mendorong saya untuk lebih mendalami Islam. Yang terpenting, saya telah menemukan jawaban atas dua masalah utama agama di masa lalu (hanya mau menyembah satu Tuhan dan aturan jelas). Islam merupakan agama tauhid yang mana umat Islam hanya menyembah Allah dan tidak menyekutukannya. Umat Islam juga wajib mengikuti Alquran dan Sunnah juga yang memberikan aturan dan cara hidup yang lengkap. Akhirnya, saya tahu persis apa yang saya harus lakukan untuk menjadi seorang Kristen yang baik, yakni saya harus menjadi seorang Muslimah.

Selama dua tahun terakhir di kampus, saya memegang kepercayaan Islam, saya benar-benar tidak tahu bagaimana harus bersikap dengan teman-teman di lingkungan sekolah Katolik. Dalam hati, saya sadar bahwa saya seorang Muslimah, tapi saya tidak tahu bagaimana memberitahu keluarga dan teman-teman.

Setelah lulus perguruan tinggi, saya ditawari untuk magang di Mesir dan saya menerimanya dengan gembira. Saya menjalin persahabatan dengan teman-teman Muslim, termasuk suami saya saat ini, yang membantu saya resmi menjadi mualaf dan belajar banyak hal yang penting dalam agama. Saya beruntung memiliki semua dukungan indah tersebut.

Memang tidak mudah memberitahu orang-orang bahwa saya adalah orang Muslimah. Meskipun beberapa orang senang saya telah menemukan agama yang saya cari dan cintai, saya tidak selalu diterima dengan baik, tetapi justru karena itu saya menjadi kuat. Saya dapat mempertahankan iman saya. Rasa syukur saya panjatkan pada Allah tiap hari, karena saya menjadi Muslimah. Saya ingat, saya tumbuh dengan kebingungan tentang Tuhan dan agama. Akhirnya, saya merasa cukup puas dan bahagia setiap hari, karena sekarang saya memahami kebenaran. taq/iol

Kisah Mualaf Kenneth L Jenkins, Islam Membuatnya Terlahir Kembali

Agama Islam tak mengenal perbedaan status sosial. Sebagai seorang pendeta dan pembina pada sebuah gereja Pantekosta di Amerika Serikat (AS), sudah menjadi kewajiban bagi Kenneth L Jenkins untuk memberi penerangan (khutbah) kepada orang-orang yang menurutnya masih berada di dalam kegelapan, yakni orang-orang yang belum mendapatkan pencerahan dari agama yang diyakininya.

Namun, kondisi tersebut berubah 360 derajat manakala sang pendeta menemukan Islam. Setelah memeluk Islam, saya merasa sungguh-sungguh perlu untuk membantu orang-orang yang belum mendapatkan cahaya Islam, ujarnya seperti dikutip situs Islamreligion.com.

Jauh sebelum memeluk Islam, Jenkins hidup dan dibesarkan di lingkungan yang tergolong agamis. Posisi ibunya sebagai orang tua tunggal, membuat Jenkins lebih banyak berada dalam pengasuhan sang kakek yang seorang pemeluk Kristen Pantekosta yang taat. Ini membuat Jenkins kecil sudah terbiasa dengan kehidupan gereja. Komunitas gereja Pantekosta, menurutnya, sudah menjadi bagian integral dari kehidupannya sejak usia dini.

Karenanya, tak mengherankan jika di usia enam tahun, Jenkins sudah mengetahui ajaran-ajaran dalam kitab Injil yang diyakini oleh para pemeluk Kristen Pantekosta. Setiap hari Minggu, kata Jenkins, seluruh anggota keluarganya selalu pergi ke gereja. Saat seperti itu, ungkapnya, menjadi momen bagi dirinya beserta kedua saudaranya untuk mengenakan pakaian terbaik mereka.

Namun sejak sang kakek terserang stroke, Jenkins sekeluarga jarang menghadiri kegiatan peribadatan di gereja. Baru ketika menginjak usia 16 tahun, Jenkins mulai aktif kembali menghadiri acara peribadatan di gereja. Ia biasa datang ke gereja bersama seorang teman yang ayahnya merupakan pastor di gereja tersebut.

Setelah lulus SMA dan masuk universitas, Jenkins memutuskan untuk lebih aktif dalam kegiatan keagamaan. Ia datang ke gereja setiap saat, mempelajari kitab Injil setiap hari, dan menghadiri kuliah yang diberikan oleh para pemuka agama Kristen. Hal ini membuatnya amat menonjol di kalangan para jemaat. Pada usia 20, pihak gereja memintanya untuk bergabung. Sejak itulah Jenkins mulai memberikan khutbah kepada para jemaat yang lain.

Setelah menamatkan pendidikannya di jenjang universitas, Jenkins memutuskan untuk bekerja secara penuh di gereja sebagai pendakwah. Sasaran utamanya komunitas warga kulit hitam Amerika. Ketika melakukan interaksi dengan komunitas inilah ia menemukan kenya ta an bahwa banyak di antara para pe mu ka gereja yang menggunakan Injil untuk kepen tingan politis, yakni untuk mendukung posisi mereka pada isu-isu tertentu.

Kemudian, Jenkins memutuskan untuk pindah ke Texas. Di kota ini ia sempat bergabung dengan dua gereja Pantekosta yang berbeda. Namun, lagi-lagi ia mendapatkan kenyataan bahwa para pendeta di kedua gereja ini melakukan tindakan-tindakan yang menyalahi norma aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi gereja.

Ia mendapatkan fakta di lapangan bahwa sejumlah pemimpin gereja melakukan perbuatan menyimpang tanpa tersentuh oleh hukum. Mendapati kenyataan seperti ini, dalam diri Jenkins mulai timbul ber bagai pertanyaan atas keyakinan yang ia anut. Saat itu saya mulai berpikir untuk mencari sebuah perubahan.

Kehidupan baru

Perubahan yang diinginkan Jenkins datang ketika ia mendapatkan sebuah tawaran pekerjaan di Arab Saudi. Setibanya di Arab Saudi, ia menemukan perbedaan yang mencolok dalam gaya hidup orang-orang Muslim di negara Timur Tengah tersebut. Dari sana kemudian timbul keinginan dalam diri pendeta ini untuk mempelajari lebih jauh agama yang dianut oleh masyarakat Muslim di Arab Saudi.

Saya kagum dengan kehidupan Nabi Muhammad dan ingin tahu lebih banyak lagi, ujarnya. Untuk menjawab rasa ingin tahunya itu, Jenkins pun memutuskan untuk me minjam buku-buku mengenai Islam me lalui salah seorang kerabatnya yang ia ke t ahui sangat dekat dengan komunitas Muslim. Buku-buku tersebut ia baca satu per satu. Dan, di antara buku-buku yang ia pinjam tersebut terdapat terjemahan Alquran. Ia menamatkan bacaan terje mah an Alquran ini dalam waktu empat bulan.

Berbagai pertanyaan seputar Islam yang ia lontarkan kepada teman-teman Muslimnya mendapatkan jawaban yang sangat memuaskan. Jika teman Muslimnya ini tidak bisa memberikan jawaban yang memadai, mereka akan menanyakan hal tersebut kepada seseorang yang lebih paham.

Dan pada hari berikutnya, baru jawaban dari orang tersebut disampaikan kepadanya. Rasa persaudaraan dan sikap rendah hati yang ditunjukkan oleh para teman Muslimnya ini, diakui Jenkins, membuatnya tertarik untuk mempelajari Islam lebih dalam. Rasa kekaguman Jenkins juga ditujukan kepada kaum Mus limah yang ia jumpai selama bermukim di Arab Saudi.

Saya kagum melihat para wanita yang menutupi tubuh mereka, dari kepala hingga bagian kaki.Agama Islam yang baru dikenal olehnya, menurut Jenkins, juga tidak mengenal adanya perbedaan status sosial. Kesemua hal yang ia saksikan selama tinggal di Arab Saudi menurutnya merupakan sesuatu yang indah. Kendati demikian, diakui Jenkins, saat itu dalam dirinya masih terdapat keragu-raguan an tara Islam dengan keyakinan yang sudah dianutnya sejak masa kanak-kanak.

Namun, semua keraguan tersebut terjawab manakala salah seorang teman Muslimnya memberikan dia sebuah kaset video yang berisi perdebatan antara Syekh Ahmed Deedat dan Pendeta Jimmy Swaggart. Setelah menonton perdebatan tersebut, Pendeta Gereja Pantekosta ini kemudian memutuskan untuk menjadi seorang Muslim. Kemudian oleh salah seorang kawan, Jenkins diajak menemui seorang ulama setempat, Syekh Abdullah bin Abdulaziz bin Baz. Di hadapan sang ulama, Jenkins pun secara resmi menerima Islam sebagai keyakinan barunya.

Dia (Syekh Abdullah) memberikan sejumlah nasihat bagaimana mempersiapkan diri menghadapi berbagai tan tangan ke depan yang mungkin akan saya hadapi.Kabar mengenai masuk Islamnya Jenkins, ternyata telah sampai ke telinga para rekan-rekannya sesama pendeta dan aktivis gereja. Karena itu, setibanya di Amerika Serikat, berbagai hujatan dan kritikan bertubi-tubi datang kepadanya.

Tak hanya itu, Jenkins juga dicap dengan berbagai label, mulai dari orang mur tad hingga tercela. Ia juga dikucilkan dari lingkungan tempat tinggalnya. Lagi-lagi, kesemuanya itu tidak membuatnya gentar dan berpaling dari Islam. Islam membuat saya seperti terlahir kembali, dari kegelapan menjadi terang. Saya tidak merasa terusik dengan semua itu, karena saya merasa sangat bahagia bahwa Allah Mahakuasa yang telah memberi kan saya petunjuk,paparnya. nidia zuraya

Bercita-cita Jadi Pendakwah

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Al-Madinah, Jenkins mengungkapkan bahwa dirinya telah menjadi Muslim. Dan ia menga -takan akan menjadi seorang pendakwah dan tak akan menghentikan aktivitasnya sebagai seorang juru dakwah, sebagaimana yang pernah ia lakukan saat masih memeluk Kristen Pantekosta.

Saat ini, tujuan saya adalah belajar bahasa Arab dan terus belajar untuk mendapatkan pengetahuan lebih dalam tentang Islam, selain itu saya sekarang bergerak di bidang dakwah, terutama kepada non-Muslim,ujarnya. Mantan pendeta ini juga berharap bisa membuat sebuah karya tulis mengenai perbandingan agama. Karena, menurutnya, adalah tugas umat Islam di seluruh dunia untuk menyebarkan ajaran Islam.

Sebagai orang yang telah menghabiskan waktu yang lama sebagai penginjil, saya merasa memiliki kewajiban untuk mendidik masyarakat tentang kesalahan dan kontradiksi dari kisahkisah di dalam Kitab Injil yang selama ini diyakini oleh jutaan orang, tukasnya. dia/Islamreligion.com

Arti Nama Islam

Di antara keistimewaan agama Islam adalah namanya. Berbeda dengan agama lain, nama agama ini bukan berasal dari nama pendirinya atau nama tempat penyebarannya. Tapi, nama Islam menunjukkan sikap dan sifat pemeluknya terhadap Allah.

Yang memberi nama Islam juga bukan seseorang, bukan pula suatu masyarakat, tapi Allah Ta’ala, Pencipta alam semesta dan segala isinya. Jadi, Islam sudah dikenal sejak sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw. dengan nama yang diberikan Allah.

Islam berasal dari kata salima yuslimu istislaam –artinya tunduk atau patuh– selain yaslamu salaam –yang berarti selamat, sejahtera, atau damai. Menurut bahasa Arab, pecahan kata Islam mengandung pengertian: islamul wajh (ikhlas menyerahkan diri kepada Allah), istislama (tunduk secara total kepada Allah), salaamah atau saliim (suci dan bersih), salaam (selamat sejahtera), dan silm (tenang dan damai). Semua pengertian itu digunakan Alquran seperti di ayat-ayat berikut ini.
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا

Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. (An-Nisa’: 125)
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ

Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. (Ali Imran: 83)
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Asy-Syu’araa’: 89)
وَإِذَا جَاءَكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِآَيَاتِنَا فَقُلْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ أَنَّهُ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوءًا بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami itu datang kepadamu, Maka Katakanlah: “Salaamun alaikum (Mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu).” Tuhanmu Telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-An’am: 54)
فَلَا تَهِنُوا وَتَدْعُوا إِلَى السَّلْمِ وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ وَاللَّهُ مَعَكُمْ وَلَنْ يَتِرَكُمْ أَعْمَالَكُمْ

Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu. (Muhammad: 35)

Sementara sebagai istilah, Islam memiliki arti: tunduk dan menerima segala perintah dan larangan Allah yang terdapat dalam wahyu yang diturunkan Allah kepada para Nabi dan Rasul yang terhimpun di dalam Alquran dan Sunnah. Manusia yang menerima ajaran Islam disebut muslim. Seorang muslim mengikuti ajaran Islam secara total dan perbuatannya membawa perdamaian dan keselamatan bagi manusia. Dia terikat untuk mengimani, menghayati, dan mengamalkan Alquran dan Sunnah.

Kalimatul Islam (kata Al-Islam) mengandung pengertian dan prinsip-prinsip yang dapat didefinisikan secara terpisah dan bila dipahami secara menyeluruh merupakan pengertian yang utuh.

1. Islam adalah Ketundukan

Allah menciptakan alam semesta, kemudian menetapkan manusia sebagai hambaNya yang paling besar perannya di muka bumi. Manusia berinteraksi dengan sesamanya, dengan alam semesta di sekitarnya, kemudian berusaha mencari jalan untuk kembali kepada Penciptanya. Tatkala salah berinteraksi dengan Allah, kebanyakan manusia beranggapan alam sebagai Tuhannya sehingga mereka menyembah sesuatu dari alam. Ada yang menduga-duga sehingga banyak di antara mereka yang tersesat. Ajaran yang benar adalah ikhlas berserah diri kepada Pencipta alam yang kepada-Nya alam tunduk patuh berserah diri (An-Nisa: 125). Maka, Islam identik dengan ketundukan kepada sunnatullah yang terdapat di alam semesta (tidak tertulis) maupun Kitabullah yang tertulis (Alquran).

2. Islam adalah Wahyu Allah

Dengan kasih sayangnya, Allah menurunkan Ad-Dien (aturan hidup) kepada manusia. Tujuannya agar manusia hidup teratur dan menemukan jalan yang benar menuju Tuhannya. Aturan itu meliputi seluruh bidang kehidupan: politik, hukum, sosial, budaya, dan sebagainya. Dengan demikian, manusia akan tenteram dan damai, hidup rukun, dan bahagia dengan sesamanya dalam naungan ridha Tuhannya (Al-Baqarah: 38).

Karena kebijaksanaan-Nya, Allah tidak menurunkan banyak agama. Dia hanya menurunkan Islam. Agama selain Islam tidak diakui di sisi Allah dan akan merugikan penganutnya di akhirat nanti.
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآَيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Ali Imran: 19)

Islam merupakan satu-satunya agama yang bersandar kepada wahyu Allah secara murni. Artinya, seluruh sumber nilai dari nilai agama ini adalah wahyu yang Allah turunkan kepada para Rasul-Nya terdahulu. Dengan kata lain, setiap Nabi adalah muslim dan mengajak kepada ajaran Islam. Ada pun agama-agama yang lain, seperti Yahudi dan Nasrani, adalah penyimpangan dari ajaran wahyu yang dibawa oleh para nabi tersebut.

3. Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul

Perhatikan kesaksian Alquran berikut ini bahwa Nabi Ibrahim adalah muslim, bukan Yahudi atau pun Nasrani.
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون

Dan Ibrahim Telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah Telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. (Al-Baqarah: 132)

Nabi-nabi lain pun mendakwahkan ajaran Islam kepada manusia. Mereka mengajarkan agama sebagaimana yang dibawa Nabi Muhammad saw. Hanya saja, dari segi syariat (hukum dan aturan) belum selengkap yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Tetapi, ajaran prinsip-prinsip keimanan dan akhlaknya sama. Nabi Muhammad saw. datang menyempurnakan ajaran para Rasul, menghapus syariat yang tidak sesuai dan menggantinya dengan syariat yang baru.
قُلْ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan Hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri.” (Ali Imran: 84)

Menurut pandangan Alquran, agama Nasrani yang ada sekarang ini adalah penyimpangan dari ajaran Islam yang dibawa Nabi Isa a.s. Nama agama ini sesuai nama suku yang mengembangkannya. Isinya jauh dari Kitab Injil yang diajarkan Isa a.s.. Agama Yahudi pun telah menyimpang dari ajaran Islam yang dibawa Nabi Musa a.s.. Diberi nama dengan nama salah satu Suku Bani Israil, Yahuda. Kitab Suci Taurat mereka campur aduk dengan pemikiran para pendeta dan ajarannya ditinggalkan.

4. Islam adalah Hukum-hukum Allah di dalam Alquran dan Sunnah

Orang yang ingin mengetahui apa itu Islam hendaknya melihat Kitabullah Alquran dan Sunnah Rasulullah. Keduanya, menjadi sumber nilai dan sumber hukum ajaran Islam. Islam tidak dapat dilihat pada perilaku penganut-penganutnya, kecuali pada pribadi Rasulullah saw. dan para sahabat beliau. Nabi Muhammad saw. bersifat ma’shum (terpelihara dari kesalahan) dalam mengamalkan Islam.

Beliau membangun masyarakat Islam yang terdiri dari para sahabat yang langsung terkontrol perilakunya oleh Allah dan Rasul-Nya. Jadi, para sahabat Nabi tidaklah ma’shum bagaimana Nabi, tapi mereka istimewa karena merupakan pribadi-pribadi dididik langsung Nabi Muhammad. Islam adalah akidah dan ibadah, tanah air dan penduduk, rohani dan amal, Alquran dan pedang. Pemahaman yang seperti ini telah dibuktikan dalam hidup Nabi, para sahabat, dan para pengikut mereka yang setia sepanjang zaman.

5. Islam adalah Jalan Allah Yang Lurus

Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup bagi seorang muslim. Baginya, tidak ada agama lain yang benar selain Islam. Karena ini merupakan jalan Allah yang lurus yang diberikan kepada orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah.
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (Al-An’am: 153)
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak Mengetahui. (Al-Jaatsiyah: 18)

6. Islam Pembawa Keselamatan Dunia dan Akhirat

Sebagaimana sifatnya yang bermakna selamat sejahtera, Islam menyelamatkan hidup manusia di dunia dan di akhirat.

Keselamatan dunia adalah kebersihan hati dari noda syirik dan kerusakan jiwa. Sedangkan keselamatan akhirat adalah masuk surga yang disebut Daarus Salaam.
وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). (Yunus: 25)

Dengan enam prinsip di atas, kita dapat memahami kemuliaan dan keagungan ajaran agama Allah ini. Nabi Muhammad saw. bersabda, “Islam itu tinggi dan tidak ada kerendahan di dalamnya.” Sebagai ajaran, Islam tidak terkalahkan oleh agama lain. Maka, setiap muslim wajib meyakini kelebihan Islam dari agama lain atau ajaran hidup yang lain. Allah sendiri memberi jaminan.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (Al-Maa-idah: 3)

APA SIH ARTINYA CINTA ?

Kadang kita juga bingung, untuk mengartikan arti cinta, memang cita itu kadang bikin hati kita senang kadang hati kita benci pada seseorang.

Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab, Mereka yang bermain dengannya, menyebutnya sebuah permainan, Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian, Mereka yang mencintai, menyebutnya takdir. Kadang Tuhan yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kesusahan untuk menguji kita Kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmat-Nya bisa tertanam dalam. Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya. Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik. Mengapa menunggu? Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa. Karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono. Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai, kita tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu. Jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu, Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu, Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu. Pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, ketimbang memilih apa yang ada. Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai, ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada. Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah, karena menunggu mempunyai tujuan yang mulia dan misterius. Perlu kau ketahui bahwa Bunga tidak mekar dalam waktu semalam, Kota Roma tidak dibangun dalam sehari, Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan, Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan. Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lama, Dan penantian kita tidaklah sia-sia. Walaupun menunggu membutuhkan banya hal - iman, keberanian, dan pengharapan -penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan. Pada akhirnya. Tuhan dalam segala hikmat-Nya, meminta kita menunggu, karena alasan yang penting. Cheer,

Cinta itu indah tapi yang indah-indah belum tentu cinta


Masukkan Code ini K1-2E53Y1-4
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
Produk SMART Telecom